Wamenperin: RI Berpotensi Jadi Pusat Produksi Kapal

Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza pada rangkaian acara The 1st Indonesia Maritime Week 2025 di Jakarta
Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza pada rangkaian acara The 1st Indonesia Maritime Week 2025 di Jakarta, Selasa 27 Mei 2025.(Foto: kemenperin.go.id)
0 Komentar

“Indonesia harus berada di garis depan dalam mengadopsi dan mengembangkan teknologi ini,” tegas Riza.

Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian akan menyiapkan peta jalan pengembangan industri galangan kapal yang berorientasi pada peningkatan efisiensi dan produktivitas galangan melalui digitalisasi, inovasi desain kapal beremisi rendah, penguatan ekosistem komponen berbasis TKDN, serta penyiapan SDM berkompetensi tinggi melalui kerja sama internasional.

“Kami percaya bahwa masa depan industri perkapalan tidak hanya ditentukan oleh kemampuan masing-masing negara, tetapi oleh kemampuan kita untuk bekerja sama atau berkolaborasi,” tutur Riza.

Baca Juga:Fraksi PKS Cianjur Sambut Baik Target Penerapan UHC Prioritas Mulai Juli 2025Long Weekend Seru? Yuk, Nonton LILA SHOW Theatrical Musical Spektakuler!

Sehingga, kata Riza, Indonesia siap mengambil peran kepemimpinan regional dalam kerja sama mengenai standardisasi dan sertifikasi bersama di antara negara-negara di wilayah Asia, rantai pasok regional komponen kapal, inovasi dan kolaborasi teknologi lintas negara, serta promosi perdagangan dan ekspor produk industri maritim intra-Asia.

Dia menilai, pelabuhan internasional di dalam negeri masih perlu ditingkatkan karena secara rasio perdagangan global minimal perlu ada 25 pelabuhan internasional.

“Kalau pelabuhan-pelabuhan internasional ini semakin dibuka, tentu akan juga memberi kesempatan bagi para pelaku usaha untuk mengembangkan industri perkapalan,” ucap Riza.

Bahkan, pemerintah ingin menjadikan Indonesia menjadi pusat produksi kapal menengah untuk kawasan Asia Tenggara, serta menjadi pemain utama dalam pasar ekspor kapal niaga dan kapal perikanan untuk negara-negara kepulauan di Pasifik dan Afrika.

Target tersebut sejalan dengan yang disampaikan Presiden Prabowo Subianto dalam Indonesia-Brazil Business Forum di Rio de Jainero pada 18 November 2024 lalu, bahwa Indonesia sebagai negara dengan cadangan ikan terbesar kedua atau ketiga di dunia, memiliki kebutuhan sekitar 40.000 kapal ikan dengan ukuran 150 gross tonnage (GT) hingga 300 GT. Dengan kapasitas saat ini dan potensi pengembangannya, industri galangan kapal nasional memiliki peluang yang sangat besar untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

“Maka itu, kami mengapresiasi pelaksanaan The 1st Indonesia Maritime Week 2025 yang bisa menjadi momentum penting untuk memperkuat kolaborasi dan inovasi, memperluas jaringan bisnis, dan menegaskan bahwa Asia tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga pusat inovasi industri perkapalan global,” kata Riza.

0 Komentar