IPM Cianjur 'Konsisten' Terbawah se-Jawa Barat, Sekda Tegaskan akan Evaluasi Secara Menyeluruh

Sekda Cianjur
Sekda Cianjur, Cecep S. Alamsyah
0 Komentar

CIANJUR,CIANJUR.JABAREKSPRES.COM -Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Cianjur ‘konsisten’ berada di posisi terbawah se-Jawa Barat sejak 2020 hingga 2024. Menukil buku ‘Kabupaten Cianjur Dalam Angka 2025’ yang diterbitkan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Cianjur pada Februari 2025, menunjukkan Kota Santri selalu menjadi daerah dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terendah se-Jabar.

Berdasarkan Tabel 13.4 buku tersebut, IPM Cianjur di 2020 tercatat 65,36 dan naik perlahan setiap tahunnya. 65,56 (2021), 65,94 (2022), 66,55 (2023), hingga 68,89 di 2024. Meski terus meningkat, capaian ini tetap belum melampaui daerah lain di Jawa Barat.

Menanggapi hal ini, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Cianjur, Cecep S. Alamsyah, menegaskan, pihaknya akan melakukan evaluasi secara menyeluruh untuk mengetahui apa yang terjadi.

Baca Juga:Pembentukan DOB Tunggu Pengesahan Dua PP, Sekda Cianjur: Lebih Baik Pemekaran Bisa Cepat DilakukanKang Lepi Dorong Percepatan Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih di Cianjur

“(IPM) Kita hasilnya sudah dalam posisi menengah sebetulnya, angkanya tidak jelek, tapi daerah lain memang pencapaiannya lebih tinggi. Kita harus berkejaran, berlari untuk mensejajarkan ataupun mengejar hal-hal apa yang kita belum capai maksimal,” katanya kepada wartawan usai Kegiatan Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) Tahun 2025 di Setda Kabupaten Cianjur, Selasa 20 Mei 2025.

Menurutnya, perlu ada peran serta dari berbagai pihak yang dikenal dengan pentahelix dan hexahelix terdiri dari teman-teman media, akademisi, pemerintah, pelaku usaha, swasta, hukum dan dunia bisnis harus berkolaborasi untuk berperan dalam pembangunan ini.

“Target ada, kita sudah targetkan, tetapi memang ini kan indikator komposit ada berbagai sektor. Ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan masing-masing indikator itu kita akan evaluasi secara menyeluruh apa yang terjadi, kesalahan apa yang kita lakukan sehingga apa yang kita lakukan itu tidak begitu fokus mendongkrak,” papar Cecep.

“Berarti ada intervensi yang harus kita perbaiki, meskipun angka-angka ini memang berkaitan dengan masa lalu. Tetapi saya kira ada cara untuk meningkatkan atau shortcut atau jalan pintas untuk mengejar itu, kita sedang evaluasi dan kita akan harus melakukan hal-hal yang radikal,” ujarnya menambahkan.

Lebih lanjut dia menjelaskan, misalnya di sektor pendidikan dimana rata-rata lama sekolah di Kabupaten Cianjur di angka 7,3 atau hanya sampai kelas 1 SMP. Sehingga pendidikan non formal menjadi jalan pintas karena tidak menyangkut usia.

0 Komentar