Ribuan PNS dan PPPK Diwajibkan Bawa Bibit Durian saat Mengambil SK, Buat Apa?

Bibit tanaman
Ribuan PPPK dan PNS usai mengikuti pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan di Lapangan Yonif Raider 300/Bjw pada Rabu, 14 Mei 2025.
0 Komentar

CIANJUR, Cianjur.jabarekspres.com – Sebanyak 3.559 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) formasi 2024 di Kabupaten Cianjur diwajibkan membawa bibit tanaman saat pengambilan Surat Keputusan (SK).

Ketentuan tersebut, tercantum dalam surat edaran resmi dari Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Cianjur bernomor 800.1.2.5/558/BPKSDM/V/2025, tertanggal 15 Mei 2025.

Dalam surat, para CPNS dan PPPK dijadwalkan mengambil SK di Gedung Korpri, Jalan Raya Bandung, pada 19-22 Mei 2025. Selain membawa dua lembar materai Rp10.000, mereka juga diminta membawa bibit tanaman dengan tinggi minimal 80 cm.

Baca Juga:Sejak 2020, IPM Cianjur Konsisten di Posisi Terendah se-Jabar KASAI Soroti Pembangunan yang Mengabaikan Kelestarian Lingkungan di Indonesia

Jenis tanaman yang dibawa disesuaikan dengan hari pengambilan SK. Hari Senin membawa dua bibit Wareng Koneng, Selasa dua bibit Pucuk Merah, Rabu satu bibit durian, dan Kamis satu bibit nangka.

Salah satu ASN PPPK yang enggan disebutkan namanya, sempat tidak menyadari adanya kewajiban membawa bibit. Dia baru mengetahui setelah diberi tahu rekan sesama ASN.

“Awalnya saya cuma baca bagian atas suratnya. Teman saya yang tanya, ‘kamu bawa bibit apa?’, baru saya baca lagi ternyata memang diwajibkan. Saya juga belum tahu jelas buat apa bibitnya?,” ungkapnya pada Jumat, 16 Mei 2025.

Sementara itu, Plt Kepala BKPSDM Kabupaten Cianjur, Akos Koswara, membenarkan kebijakan tersebut. Dia menyebut pengumpulan bibit tanaman merupakan bagian dari program penghijauan.

“Benar, setiap ASN diminta membawa bibit sesuai jadwalnya. Ini bentuk rasa syukur dan kontribusi mereka dalam menyukseskan program pemerintah untuk pemulihan lingkungan,” ujarnya.

Menurutnya, bibit-bibit tersebut nantinya akan ditanam di daerah pegunungan, perbukitan, atau lahan kritis yang mengalami kerusakan. Dia juga memastikan bahwa harga bibit relatif terjangkau dan tidak memberatkan ASN.

“Banyak yang harganya di bawah Rp10 ribu, jadi kami pastikan ini tidak jadi beban,” katanya.

0 Komentar