Hampir saja Opan meminta anak dan istrinya melompat ke atap rumah warga dari lantai dua, namun rencana itu urung karena khawatir atap jebol.
Tapi ternyata air banjir berhenti bertambah tinggi, meski arus berputar terus di lantai satu rumahnya. Mendorong dagangannya keluar, mengobrak-abrik kepunyaannya.
Di belakang rumah toko (ruko) Opan, ternyata hamparan sawah, semakin jauh semakin meninggi. Rukonya seperti ada di ujung paling bawah undakan terasering.
Baca Juga:PMI Evakuasi Lansia dan Anak-anak yang Terjebak BanjirBanjir Rendam Puluhan Rumah, 1 Motor Rusak Terseret Arus
Posisinya pun masuk di area paling rendah di lingkungannya. Dari arah Jalan Raya Bandung, rumahnya ada di ujung turunan, kemudian menanjak lagi setelah melewati ruko Opan.
Di depannya, ada masjid Perumahan Puncak Manis, yang akses masuknya menanjak. Ruko milik Opan, persis di dasar cekungan.
“Dulu-dulu tidak pernah banjir parah walaupun hujan deras sekalipun. Ini baru pertama kalinya,” jelasnya.
Makanan dan pakaian bersih, jadi kebutuhan utama bagi keluarganya. Semua bajunya terendam banjir, alat masak berantakan tak karuan.
Baju yang Opan kenakan, sudah tiga hari tak diganti. Baju training biru, celana jeans pinjaman dari sepupunya. Anaknya pun tak sekolah dulu.