Ekoteologi di Garis Depan: Kemenag Gerakkan Pelestarian Lingkungan

Kementerian Agama
Ekoteologi di Garis Depan: Kemenag Gerakkan Pelestarian Lingkungan
0 Komentar

Selain masjid, KUA juga dipandang strategis untuk dijadikan model “KUA Hijau”. Penanaman pohon akan diintegrasikan dalam berbagai layanan keagamaan seperti bimbingan pranikah dan penyuluhan agama.

Penyuluh Agama Islam pun akan menyampaikan pesan ekoteologi melalui berbagai kegiatan, termasuk dakwah dan pengajian. Edukasi lingkungan akan menjadi bagian tak terpisahkan dari materi keagamaan.

Kemenag juga mendorong konsep wakaf yang berwawasan lingkungan. Program-program seperti Wakaf Hutan, Wakaf Sumur, Wakaf Kopi, hingga budidaya rumput laut berbasis zakat sudah mulai dikembangkan.

Baca Juga:Perjalanan Karir, Mendiang Titiek Puspa Penyanyi Legendaris IndonesiaJangan Khawatir, Ternyata Ini 3 Arti Mimpi Meninggal 

Sebagai contoh, Abu menyebut pembangunan Wakaf Sumur di NTT yang melayani masyarakat lintas agama, serta pengembangan Kampung Zakat yang menyatukan pemberdayaan ekonomi dan pelestarian alam.

“Inisiatif-inisiatif ini tak hanya menciptakan keharmonisan sosial, tetapi juga melestarikan ekosistem dan sumber daya alam,” ujarnya.

Gerakan penanaman pohon ini akan dilengkapi dengan pemantauan berbasis teknologi geotagging (GPS dan peta digital) untuk memantau pertumbuhan pohon dan menilai keberhasilan program secara berkelanjutan. Kemenag juga akan menyusun laporan rutin mengenai dampak sosial dan ekologis dari gerakan ini.

Abu menegaskan bahwa kesuksesan program ini tak hanya diukur dari jumlah pohon yang ditanam, tetapi juga dari tumbuhnya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan berdasarkan ajaran agama.

0 Komentar