CIANJUR, CIANJUR.JABAREKSPRES.COM – Ketupat merupakan salah satu makanan yang wajib dihidangkan pada saat Idulfitri. Hidangan ini tidak hanya menjadi pelengkap sajian khas Lebaran, tetapi juga memiliki makna filosofis yang mendalam dalam budaya masyarakat Indonesia.
Ketupat terbuat dari beras yang dimasukkan ke dalam anyaman daun kelapa muda (janur) dan kemudian direbus hingga matang. Setelah proses pemasakan, beras yang tadinya berbentuk butiran akan mengembang dan menyatu, menghasilkan tekstur yang padat dan kenyal.
Ketupat memiliki rasa yang unik, terutama ketika disajikan dengan berbagai hidangan khas Lebaran seperti opor ayam, rendang, atau sambal goreng. Namun, lebih dari sekadar makanan, ketupat menyimpan makna yang sarat akan nilai kehidupan.
Baca Juga:5 Amalan yang Dianjurkan pada Saat Lebaran Pergerakan Arus Mudik Dipantau 24 Jam di Command Center KM 29
Secara etimologis, ketupat berasal dari bahasa Jawa yang merupakan singkatan dari “ngaku lepat”, yang berarti mengakui kesalahan. Istilah ini menandakan pentingnya meminta maaf dan saling memaafkan di momen Idulfitri.
Selain itu, anyaman daun kelapa yang membungkus ketupat melambangkan perjalanan hidup manusia yang penuh dengan kesalahan dan dosa, sementara nasi putih di dalamnya menggambarkan hati yang kembali bersih setelah menjalankan ibadah Ramadan dan saling memaafkan.
Dengan filosofi mendalam yang terkandung di dalamnya, ketupat bukan sekadar hidangan Lebaran, tetapi juga menjadi simbol kebersamaan, kesederhanaan, dan ketulusan dalam menjalani hidup. Oleh karena itu, setiap kali menikmati ketupat di Hari Raya, ingatlah bahwa makanan ini membawa pesan tentang kebersihan hati dan eratnya tali silaturahmi.