Sosialisasi Empat Pilar, Isfhan: Paham Radikal dan Intoleran di Medsos jadi Tantangan Utama

Bahaya radikalisme
Anggota MPR RI Fraksi Golkar, Taufik Isfhan Munggaran dan jajaran pengurus DPD Golkar Kabupaten Cianjur saat menggelar Sosialisasi Empat Pilar pada Minggu, 23 Maret 2025.
0 Komentar

CIANJUR, Cianjur.jabarekspres.com – Anggota MPR RI Fraksi Partai Golkar, Isfhan Taufik Munggaran mengungkapkan, tantangan terhadap empat pilar kebangsaan yang paling utama dan diwaspadai dewasa ini adalah paham radikalisme, intoleran, berita hoaks, dan disinformasi yang merambat dan berkembang di media sosial (medsos).

Hal itu disampaikan saat Sosialisasi Empat Pilar di gedung DPD Golkar Kabupaten Cianjur pada Minggu, 23 Maret 2025 sore.

“Berhari-hati dalam menggunakan gadget, terutama bagi anak-anak. Kita lihat, banyak anak-anak yang bahkan masih berumur dua tahun diberikan smartphone dan mengakses medsos,” ungkap Isfhan usai sosialisasi.

Baca Juga:THR untuk 12 Ribu ASN Cianjur Sudah Cair!Dishub Siagakan 60 Titik CCTV, Pantau Jalur Mudik Lebaran 2025

Dia meminta pada kader-kader Golkar di Cianjur untuk mengawasi penggunaan gawai pintar terhadap generasi penerus.

“Saya saja tidak diberikan diberikan gadget, meskipun keluarga sangat berkecukupan. Baru saat SMA diberikan hp Nokia, itupun dibatasi. Padahal teman-teman saya yang lain sudah pegang Blackberry. Itu bentuk pendidikan karakter dari orang tua,” jelasnya.

Maka dari itu, selain pembatasan informasi berisiko dari medsos, dirinya menegaskan perlunya pendidikan berkarakter kepada anak, sesuai dengan keinginan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Isfhan yang juga anggota Komisi XIII DPR RI mengetahui, legislatif telah mengusulkan dan menggelar rapat dengar pendapat (RDP) di panitia kerja (Panja), untuk meminta Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) RI untuk membatasi konten berisiko di medsos.

“Sudah ada upaya penghapusan konten-konten berisiko yang mengganggu kebangsaan. Tapi ternyata, banyak konten seperti itu yang diunggah oleh akun dengan server asal luar negeri. Hal itu yang menyulitkan dan butuh proses,” kata dia.

Menurutnya, dengan adanya Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) yang bertugas untuk pengawasan di dunia maya.

“Kita lihat saja, seperti apa nantinya,” kata dia.

0 Komentar