BMKG Perpanjang Operasi Modifikasi Cuaca, Antisipasi Bencana Hidrometeorologi Akibat Cuaca Ekstrem

BMKG
BMKG Perpanjang Operasi Modifikasi Cuaca, Antisipasi Bencana Hidrometeorologi Akibat Cuaca Ekstrem (www.pixabay.com)
0 Komentar

JAKARTA, CIANJUR.JABAREKSPRES.COM- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memutuskan untuk melanjutkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) selama 24 jam tanpa henti di Jakarta dan sekitarnya hingga tanggal 20 Maret 2025. Keputusan ini diambil setelah BMKG menganalisis prediksi curah hujan pada dasarian II dan III Maret 2025, yang menunjukkan tingkat hujan tinggi hingga sangat tinggi di wilayah Jabodetabek bagian Selatan hingga akhir Maret 2025.

Plt. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyatakan bahwa perpanjangan OMC ini adalah upaya pencegahan yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi potensi bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem. OMC dijalankan selama 24 jam penuh dengan melibatkan kerjasama antara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, dan TNI AU. Pusat operasi berada di Posko Lanud Halim Perdana Kusuma.

Lebih lanjut, cuaca ekstrem diprediksi terjadi akibat adanya sirkulasi siklonik di Samudera Hindia sebelah barat Sumatera, yang menyebabkan perubahan arah angin di sebagian besar wilayah Jawa Barat. Perubahan arah angin ini memperlambat kecepatan angin dan memicu pertumbuhan awan hujan yang signifikan.

Baca Juga:Cara Mudah Membuat Status WhatsApp dengan Fitur Lagu TerbaruBMKG Gelar Nuzulul Qur’an, Ajak ASN Jadi Pelayan Masyarakat 

Sebelumnya, pada tanggal 4-8 Maret, BMKG telah melaksanakan OMC di Jabodetabek untuk mengurangi curah hujan ekstrem yang berpotensi memicu bencana hidrometeorologi. Hasilnya, OMC yang berlangsung selama 24 jam non-stop berhasil menurunkan curah hujan sebesar 30-40% di wilayah operasi. Hal ini dinilai sangat positif dan membantu meringankan dampak banjir yang melanda masyarakat Jabodetabek.

Dalam operasi tersebut, BMKG melakukan total 26 sorti penerbangan dengan durasi 50 jam 17 menit. Bahan yang digunakan untuk penyemaian awan mencapai 22.000 kg Natrium Klorida (NaCl) dan 4.000 kg Kalsium Oksida (CaO).

Deputi Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto, menjelaskan bahwa OMC difokuskan pada pengamanan wilayah Jabodetabek, terutama di daerah yang rentan banjir. Penyemaian awan dilakukan secara strategis di wilayah hulu untuk mengendalikan curah hujan sebelum mencapai kawasan rawan banjir. Selain itu, penyemaian juga dilakukan di perairan selatan Banten hingga Jawa Barat untuk memotong pasokan uap air dari selatan yang berpotensi masuk ke wilayah Bogor.

(BMKG)

0 Komentar