CIANJUR, CIANJUR.JABAREKSPRES.COM – Menjelang bulan puasa selalu ada saja momen unik yang sayang untuk dilewatkan, salah satunya di Indonesia.
Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya dan juga tradisinya. Tak heran saat menjelang bulan puasa terdapat beberapa tradisi yang dilaksanakan sebagai wujud rasa syukur dan juga upaya untuk dapat mempererati tali silaturahmi.
Dikutip dari laman kemenparekraf.go.id, tradisi menyambut ramadan itu memiliki banyak tradisi di Indonesia dan maknanya sangat dalam. Berikut ini adalah informasinya:
Nyorog (Jakarta)
Baca Juga:Arti Istilah Botram yang Jarang Diketahi, Ternyata Ini MaknanyaMengenai Istilah Papajar, Tradisi Khas Sunda Jelang Ramadan
Masyarakat Betawi di Jakarta masih mempertahankan berbagai tradisi yang diwariskan turun-temurun, salah satunya adalah Nyorog. Tradisi ini dilakukan dengan memberikan bingkisan makanan kepada anggota keluarga yang lebih tua, seperti orang tua, mertua yang tinggal terpisah, atau tokoh masyarakat setempat.
Lebih dari sekadar berbagi makanan, Nyorog merupakan bentuk penghormatan serta upaya mempererat hubungan kekeluargaan dan sosial. Tradisi ini juga mencerminkan nilai silaturahmi yang kuat dalam menyambut datangnya bulan Ramadan.
Cucurak (Jawa Barat)
Di Jawa Barat, masyarakat Sunda memiliki tradisi Cucurak, yang berarti berkumpul dan bersuka cita bersama keluarga besar menjelang bulan suci. Kegiatan ini biasanya diisi dengan acara makan bersama secara lesehan menggunakan daun pisang sebagai alas, dengan hidangan khas seperti nasi liwet, tempe, ikan asin, sambal, dan lalapan.
Bagi masyarakat Sunda, Cucurak bukan sekadar acara kumpul keluarga dan makan bersama, tetapi juga menjadi ajang mempererat ikatan persaudaraan serta mengungkapkan rasa syukur atas limpahan rezeki yang telah diberikan oleh Tuhan.
Padusan (Yogyakarta)
Di Yogyakarta, masyarakat menyambut Ramadan dengan melaksanakan tradisi Padusan. Dalam bahasa Jawa, “padus” berarti mandi, dan tradisi ini mencerminkan proses penyucian diri sebelum memasuki bulan suci.
Padusan bukan sekadar kegiatan membersihkan tubuh, tetapi juga menjadi sarana refleksi dan introspeksi diri, sehingga umat Islam dapat memasuki Ramadan dengan hati yang bersih dan jiwa yang lebih tenang.
Marpangir (Sumatra Utara)
Masyarakat Sumatra Utara memiliki tradisi Marpangir dalam menyambut Ramadan, yaitu mandi dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti daun pandan, serai, bunga mawar, kenanga, jeruk purut, daun limau, akar wangi, dan bunga pinang sebagai pewangi alami.