The Giant Titans Mekar Sempurna, Tingginya Nyaris 3 Meter

Bunga tertinggi
Salah seorang staf dari BRIN memperlihatkan Bunga Bangkai setinggi nyaris tiga meter yang mekar sempurna di Kabun Raya Cibodas, Kecamatan Cipanas pada Senin, 17 Februari 2025.
0 Komentar

CIANJUR, Cianjur.jabarekspres.com – Satu dari 11 koleksi Bunga Bangkai berukuran raksasa (Amorphophallus titanum Becc) atau The Giant Titans di Kebun Raya Cibodas (KRC), mekar sempurna pada Senin, 17 Februari 2025 pukul 00.45 WIB.

Bunga dengan nomor koleksi 76C ini, mekar untuk ketiga kalinya sejak ditanam pada 2004 silam. Sebelumnya, bunga bangkai raksasa ini mekar pada 2015 dan 2019 dengan ketinggian 2,8 meter.

Peneliti Ahli Muda Muda Direktorat Pengelolaan Koleksi Ilmiah (DPKI) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Destri mengatakan, bunga tersebut mekar dengan ketinggian spadiks atau tongkol nyaris tiga meter, tepatnya 2,93 meter.

Baca Juga:6 Orang di Cibeber Keracunan Setelah Konsumsi Jamur TangkilAjengan Elim Meninggal Dunia, Herman: Kita Kehilangan Ulama Kharismatik

“Sementara, untuk spatha atau kelopaknya mekar dengan diameter sampai 1,26 meter,” ungkap Destri saat ditemui di area Bunga Bangkai KRC, Desa Sindangjaya, Kecamatan Cipanas, Senin siang.

Dia menyebutkan, dengan kondisi cuaca yang kerap hujan belakangan ini, mekarnya bunga tersebut akan bertahan selama kurang lebih tiga hari.

Sesuai namanya, bunga bangkai mengeluarkan aroma khas seperti bau bangkai tikus yang menyeruak dari dalam kelopak. Serangga yang didominasi lalat pun tampak mengerumuni tongkol bunga setinggi hampir dua kali orang dewasa itu.

Sebelum dipamerkan, pada Senin paginya, para peneliti melakukan penyerbukan atau polinasi buatan dengan tujuan pelestarian. Pasalnya, bunga bangkai raksasa yang tumbuh di luar habitat asli, tidak akan bisa melakukan polinasi secara alami.

Sekadar informasi, bunga bangkai raksasa tersebut merupakan tumbuhan endemik Indonesia yang berasal dari sekitar Sungai Manau, Batang Suliti, Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, Sumatra Barat.

“Kalau di habitat aslinya, dia mekarnya tidak sendiri. Banyak bunga lain juga mekar, sehingga penyerbukannya bisa secara alami dibantu oleh serangga,” kata Destri.

Dia menambahkan, bungan berjuluk the giant inflorescence in the world atau perbungaan raksasa di dunia itu, termasuk dalam kategori spesies terancam punah.

Baca Juga:5 Bocah Keracunan Buah Betadine, 3 Dirujuk ke RSUD SayangWartawan Cianjur Gelar Upacara Peringati HPN ke-79

“Berdasarkan penilaian International Union for Conservation of Nature (IUCN) tahun 2018, bunga ini masuk dalam kategori red list dan dilindungi keberadaannya dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa,” tandasnya.

0 Komentar