CIANJUR,CIANJUR.JABAREKSPRES.COM – Yayasan Cipta Abdi Bangsa Cianjur, mengapresiasi YOA Membangun Negeri Cianjur yang melakukan studi tiru ke Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Patikraja, Desa Kedungrandu, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah pada 26-28 Januari 2025.
Bersama sejumlah unsur lain yang ikut dalam rombongan, seperti perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup, UPTD Pasar Cibeber dan Alumni SMPN 1 Cibeber, mereka memperdalam pemahaman mengenai praktik terbaik dalam pengelolaan sampah, sekaligus menggali ide-ide inovatif dalam pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Perwakilan Yayasan Cipta Abdi Bangsa Cianjur, Herry Trijoko yang ikut serta dalam rombongan, menjelaskan, studi tiru tersebut merupakan bagian dari upaya dalam memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang pengelolaan sampah berbasis komunitas yang sudah berjalan dengan baik.
Baca Juga:Perumdam Tirta Mukti Cianjur Santuni Ratusan Anak Yatim PiatuPasar Ciranjang Miliki Mesin Pencacah Sampah Organik, Direncanakan Beroperasi Februari 2025
“Dengan konsep kolaborasi yang kuat antara masyarakat, perangkat desa, dan pihak terkait, TPST di Kedungrandu memberikan banyak pelajaran yang dapat diterapkan di Kecamatan Cibeber,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Kamis 30 Januari 2025.
Herry menjelaskan, dalam kegiatan studi tiru tersebut, dirinya menyaksikan langsung bagaimana kolaborasi antar berbagai pihak. Mulai dari masyarakat setempat hingga perangkat desa dan lembaga terkait, sangat berperan penting dalam kesuksesan pengelolaan TPST.
“Pembagian tugas yang jelas, sistem manajemen sampah yang terintegrasi, serta keterlibatan aktif masyarakat dalam proses pengelolaan sampah, menjadi kunci keberhasilan yang perlu kami terapkan di Kecamatan Cibeber,” katanya.
Berdasarkan hasil studi tiru tersebut, Herry pun memberikan beberapa masukan dan ide segar terkait pengelolaan TPST yang akan dibangun di Kecamatan Cibeber. Pertama, Pendekatan Edukasi yang Berkelanjutan. Menurutnya, penting untuk memulai dengan mengedukasi masyarakat mengenai pemilahan sampah sejak dari rumah tangga. Kampanye edukasi yang berkelanjutan akan membantu masyarakat memahami peran mereka dalam pengelolaan sampah.
“Hal ini akan mempermudah pengelolaan di TPST dan mengurangi volume sampah yang tidak dapat didaur ulang,” ucapnya.
Lalu yang kedua, sistem pengolahan sampah berbasis teknologi ramah lingkungan. Herry menilai dalam pengelolaan TPST perlu ada penggunaan teknologi yang efisien dan ramah lingkungan, seperti pengolahan sampah organik menjadi kompos atau biogas.