CIANJUR,CIANJUR.JABAREKSPRES.COM – Perayaan Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili Tahun 2025 di Vihara Bhumi Pharsjia, Jalan Mangunsarkoro, Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan/Kabupaten Cianjur berlangsung dengan lancar.
Tradisi doa bersama dan silaturahmi menjadi momen penting bagi warga Tionghoa di Cianjur.
Salah seorang warga Tionghoa yang mengikuti perayaan Imlek di Vihara Bhumi Pharsjia, Hendrik (48), menjelaskan, bahwa Imlek tahun ini merupakan Tahun Ular Kayu yang dipercaya memiliki karakteristik tertentu melambangkan perubahan dan keberkahan.
Baca Juga:Berbagi Kiat Sukses, Dahlan Iskan: Bisnis Tanpa Sales Tak Akan BerkembangDalam Rangka Bulan K3 Nasional, PLN Cianjur Berikan Penghargaan bagi Petugas yang Tertib Menggunakan APD
“Shio Ular Kayu ini lebih menggambarkan karakteristik dari ular itu sendiri. Kayu sebagai elemennya melambangkan tanah dan kestabilan. Biasanya elemen-elemen seperti air, api, logam, dan kayu punya makna masing-masing,” katanya, Selasa 28 Januari 2025.
Dia mengungkapkan, rangkaian perayaan Imlek dimulai dengan doa pribadi dan keluarga, diikuti pemasangan lilin, lalu berlanjut dengan doa bersama yang digelar pada tengah malam.
“Setelah doa pribadi, jam 12 malam ada doa bersama. Tradisi ini juga menjadi momen untuk berkumpul dengan keluarga besar. Biasanya yang merantau pun pulang untuk ikut merayakan bersama,” kata Hendrik.
Menurutnya, momen Imlek tidak hanya soal doa dan sembahyang, tetapi juga waktu untuk mempererat silaturahmi.
“Ini jadi kesempatan untuk kumpul keluarga besar. Setelah sembahyang, biasanya keluarga besar makan bersama, lalu melanjutkan perayaan di hari berikutnya,” ucap Hendrik.
Lebih lanjut Hendrik menyampaikan, tentunya doa juga dipanjatkan untuk kebaikan Kota Cianjur.
“Ya, pastinya kita mendoakan juga untuk kebaikan Kota Cianjur, agar masyarakatnya sejahtera, dijauhkan dari hal-hal buruk, dan rakyatnya tetap makmur,” katanya.
Makna Dibalik Tradisi Pasang Lilin
Baca Juga:Memulai Awal Tahun, PLN Cianjur Gelar Pengajian dan Bagikan Bantuan Pendidikan untuk Anak YatimPLN Cianjur dan Dinas Pertanian Berkolaborasi Dukung Sektor Pertanian Melalui Ketenagalistrikan
Tradisi pasang lilin berwarna merah menjadi salah satu momen penting dalam perayaan Tahun Baru Imlek di Vihara Bhumi Pharsjia.
Hendrik menjelaskan, bahwa tradisi pasang lilin adalah ungkapan syukur atas berkat, keselamatan, kesejahteraan selama setahun terakhir, dan sekaligus simbol harapan untuk perjalanan hidup yang lebih terang di tahun mendatang.
“Setiap lilin itu punya makna. Lilin ini menggambarkan penerang perjalanan untuk setahun ke depan, supaya jalan kita tetap terang dan lancar,” katanya.