BANDUNG,CIANJUR.JABAREKSPRES.COM – Gubernur Jawa Barat (jabar) terpilih, Dedi Mulyadi turut merespon terkait wacana reaktivasi Bandara Husein Sastranegara. Pihaknya pun akan mencari solusi terbaik untuk kedua pihak dan mengkajinya.
“Nanti kajiannya tidak akan lama, kami komunikasikan dengan pemerintah pusat juga,” kata Dedi Rabu 22 Januari 2025.
Dedi mengatakan, pihaknya ingin agar Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati bisa bekembang.
Baca Juga:LKPD 2024 Diperiksa April 2025, Itda Cianjur Harap OPD Belajar dari Temuan di 2023Sepekan Lebih Berjalan, Program MBG di Kecamatan Sukaluyu Cianjur Menyasar 2.700 Siswa
“Nanti dicari jalan terbaik agar BIJB Kertajati bisa beroperasi dengan baik,” ucapnya dilansir dari jabarekspres.com.
Dirinya juga menghormati pihak yang melemparkan wacan reaktivasi Bandara Husein Sastranegara.
“Kami hormati, dan itu tidak usah didebatkan lagi,” tuturnya.
Menurutnya yang terpenting adalah duduk bersama. Tujuannya mencari solusi terbaik atas polemik kepentingan itu.
“Bagaimana caranya agar Kota Bandung tetap hidup UMKMnya dan BIJB Kertajati tetap bisa terbang,” katanya.
Wacana reaktivasi Bandara Husein mencuat akhir-akhir ini. Desakan reaktivasi itu salah satunya disampaikan Wali Kota Bandung Terpilih M.Farhan. Itu juga atas menampung aspirasi dari sejumlah kelompok masyarakat di Kota Bandung.
Di sisi lain, reaktivasi Bandara Husein tentu bakal berbuntut pada BIJB Kertajati. Yakni bandara ikon Jawa Barat yang ada di Majalengka. Bandara itu telah beroperasi dan menerima peralihan penerbangan komersil dari Bandara Husein atas kebijakan pemerintah pusat.
Baca Juga:Peduli Korban Bencana, HDCI Bandung Salurkan Bantuan di Cianjur dan SukabumiPLN Icon Plus Kolaborasi dengan Diskominfo Kota Bandung Memastikan Kehandalan Jaringan Telekomunikasi
Namun kinerja BIJB Kertajati belum maksimal. Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar sempat mencatat tren kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) melalui pintu masuk Bandara Kertajati belum semoncer ketika melalui Bandara Husein Sastranegara. Tercatat pada Juni 2024 misalnya, baru ada 687 wisman yang masuk ke Jabar.
Jumlah itu cukup jauh jika dibandingkan dengan kedatangan wisman saat masih pengoperasian Bandara Husein Sastranegara. Tercatat pada periode Juni 2019 atau sebelum ada pandemi Covid 19, ada 8.652 wisman.
Kemudian tren M-to-M antara Mei dan Juni 2024 sendiri juga mengalami penurunan. Di Mei lalu ada 1.360 wisman yang masuk melalui Bandara Kertajati. Atau anjlok 49,49 persen.(son/JE)