Menteri P2MI Targetkan Kirim 425 Ribu Pekerja Migran Indonesia ke Luar Negeri di 2025 

menteri p2mi
Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding.(istimewa)
0 Komentar

Dengan langkah-langkah ini, pemerintah optimis dapat memenuhi target pengiriman PMI pada 2025 sambil memastikan perlindungan yang maksimal bagi para pekerja. Keberhasilan ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan PMI, tetapi juga mempererat hubungan bilateral dengan negara-negara tujuan.

Sementara itu, Komisaris Utama B-Universe, Enggartiasto Lukita, menilai, Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia menjadi tumpuan harapan, terutama dalam penyaluran tenaga kerja baru maupun tenaga kerja yang terdampak pengurangan.

“Sebenarnya kementerian ini juga menjadi tumpuan harapan, terutama dari penyaluran angkatan kerja baru dan tenaga kerja yang ada. Kita tidak bisa memungkiri bahwa cukup banyak pengurangan tenaga kerja. Dalam situasi ekonomi seperti ini, potensi itu akan masih bisa bertambah lagi,” ujarnya.

Baca Juga:Sidang PHP Kada Cianjur 2024 Digelar Siang Ini, KPU Harap Eksepsi Diperhatikan MKJenazah Mr X Ditemukan Mengambang di Perairan Waduk Cirata Cianjur, Ini Ciri-cirinya

Dia juga menyoroti stigma yang selama ini melekat pada pekerja migran sebagai pekerja domestik, seperti pembantu rumah tangga. Namun, dia mengapresiasi konsep baru yang diusung oleh Menteri Karding untuk mengubah persepsi tersebut.

“Pak Menteri memiliki konsep yang bagus, bahwa akan merubah itu. Sekarang ini pekerja migran masih dikesankan sebagai mengirim pembantu rumah tangga, padahal kebutuhan di berbagai negara lain jelas. Program ini mendorong pekerja migran dengan skill scalable, minimal memiliki keahlian tertentu, dilengkapi dengan bahasa,” lanjutnya.

Selain itu, Enggartiasto menekankan pentingnya kerja sama lintas kementerian dan sosialisasi langkah serta kebijakan positif ini kepada masyarakat luas.

Menurutnya, potensi pekerja migran Indonesia sangat besar untuk meningkatkan devisa negara.

“Bayangkan, hanya dengan 300.000 pekerja migran, berapa remitansinya, berapa devisa negara yang masuk? Kalau itu dikembangkan dan disalurkan dengan baik, Indonesia bisa mengikuti jejak Filipina yang devisa tertingginya berasal dari pekerja migran mereka,” kata Enggartiasto.(*)

0 Komentar