Wacana Penghapusan Sistem Zonasi PPDB Dikhawatirkan Munculnya kembali Sekolah Favorit 

Wacana Sistem Zonasi Dihapus
Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP, Budi Mulyadi.
0 Komentar

CIANJUR,CIANJUR.JABAREKSPRES.COM – Wacana penghapusan sistem zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) kembali muncul. Namun hal ini menimbulkan kekhawatiran munculnya kembali sekolah favorit.

Seperti diketahui Wakil Presiden (Wapres) RI Gibran Rakabuming Raka meminta Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti untuk menghapus sistem zonasi tersebut.

Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP, Budi Mulyadi mengatakan, jika sistem zonasi pada PPDB dihapuskan, akan menjadi kekhawatiran tersendiri, terutama berkaitan dengan munculnya sekolah-sekolah yang dianggap favorit.

Baca Juga:Dukung Bio Farma Raih Sertifikasi WHO, PLN Suplai Listrik Andal untuk Tingkatkan Produksi VaksinKang Lepi Minta DPD RI Kawal CDPOB Cianjur Selatan

“Tentunya jika dalam PPDB sistem zonasi ditiadakan atau dihapus, selaku pihak sekolah tentunya harus bisa menerima regulasi dan aturan yang memang sudah ditetapkan oleh pemerintah, dalam hal ini dari pihak Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah,” katanya kepada Cianjur Ekspres, Kamis 9 Januari 2025.

“Hanya yang menjadi kekhawatiran kami semua jika zonasi dihapuskan, diantaranya ada kemungkinan munculnya kembali sekolah yang dianggap favorit oleh orangtua siswa yang ingin menyekolahkan anaknya ke sekolah tersebut,” sambung Budi.

Sehingga, lanjut dia akan berpengaruh terhadap ketimpangan dari kualitas pendidikan. Pada prinsipnya, pihaknya akan menerima apapun yang menjadi keputusan atau regulasi yang ditetapkan pemerintah.

“Harapan kami dari pihak sekolah karena memang sistem zonasi awalnya bertujuan untuk meratakan kualitas pendidikan, agar semua sekolah memiliki siswa yang beragam dari segi kemampuan akademiknya,” katanya.

Untuk itu, kata Budi, jika zonasi dihilangkan, pemerintah dalam hal ini pihak Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah harus bisa mempertimbangkan dan mencari solusi. Mencari cara agar tetap bagaimana kualitas pendidikan itu beragam di setiap sekolah dalam hal kemampuan akademiknya.

“Kemudian harus dipikirkan juga bagaimana cara agar tidak semua orangtua ingin menyekolahkan anaknya ke sekolah yang dianggap favorit tersebut,” ujarnya.

0 Komentar