CIANJUR, Cianjur.jabarekspres.com – Memasuki libur semester ganjil 2024 dan libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025, Kebun Raya Cibodas (KRC) membuka kembali destinasi wisata, edukasi, dan konservasi Rumah Kaca Nepenthes atau kantong semar pada Kamis, 19 Desember 2024.
Rumah Kaca Nepenthes yang ada sejak 11 April 2014 silam itu, kembali direvitalisasi sejak November 2024. Kini green house yang lokasinya berdampingan dengan kandang Bunga Bangkai Raksasa (Amorphophallus titanum Becc.) itu berisi 80 spesies kantong semar dataran tinggi dari Indonesia dan berbagai belahan dunia.
Manajer Hortikultura PT Mitra Natura Raya (MNR), Yudhistira mengatakan, menjelang libur Nataru, dalam rumah kaca berukuran 12,5×7,5 meter itu diisi 80 jenis Nepenthes asli Indonesia juga dari mancanegara.
Baca Juga:Besok, Kabarharkam-Mendes-Mentan ke Ladang Jagung 20 Hektare di MandeMentan Blacklist 4 Perusahaan Pupuk Palsu, Rugikan Petani Hingga Rp32 Triliun
“Jumlah ini akan terus bertambah. Selain Nepenthes, di sini juga ada jenis tanaman karnivora lain seperti tanaman Embun Matahari (Drosera), Perangkap Lalat (Dionaea muscipula), Pinguicula, dan Sarracenia,” ungkap Yudhistira.
Tanaman karnivor (carnivorous plant) yang jadi jagoan Kebun Raya Cibodas di Rumah Kaca Nepenthes saat ini adalah Nepenthes clipeata, kantong semar endemik Indonesia yang langka, hanya bisa ditemukan di Gunung Kelam, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat.
“Kantong semar asli Indonesia ini terancam punah, Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) menetapkan status critically endangered (CR) atau sangat berisiko tinggi untuk punah,” ungkapnya.
Selain itu, tanaman ikonik lainnya yaitu Nepenthes hamata, kantong semar tropis asal Sulawesi yang memiliki bentuk seram karena bibir perangkapnya seperti bertaring.
“Bentuknya sangat menakutkan. Biasanya bibir perangkap (preston) berbentuk halus mulus. Tapi Nepenthes hamata benar-benar bergerigi dan bertaring. Ini jadi salah satu incaran para kolektor,” ungkapnya.
Lalu, ada juga jenis kantong semar yang dinilai menarik khususnya bagi anak. Berasal dari Sumatera, tanaman ini berbentuk seperti toilet. Bahkan salah satunya diberi nama spesies Nepenthes jamban.
“Ada juga Nepenthes enermis, dubia, talangensis, jacquelineae. Semuanya berbentuk unik dan berwarna cerah,” jelas Yudhistira.
Baca Juga:DNF, PPK Kementan RI Akhirnya Ditahan Kejari CianjurUpdate Data BPBD Cianjur: Pengungsi 4.061 Jiwa, Rumah Rusak 3.098 Unit
Pihaknya akan terus mengeksplorasi, baik dari nilai etnobotani atau bahkan nilai biomedika dari koleksi tanaman yang sudah ada di Kebun Raya Cibodas dan Kebun Raya lainnya.