Damkar Cianjur Kerahkan Alat Berat Loader Padamkan Api yang Membakar Tumpukan Ban Bekas

Kebakaran Ban Bekas
Pemadam Kebakaran (Damkar) masih terus berupaya melakukan pemadaman api di tumpukan ban bekas di Kampung Citespong, Desa Jamali, Kecamatan Mande, Selasa 17 Desember 2024. Satu unit louder dikerahkan untuk memudahkan proses pemadaman.(Moch Nursidin/Cianjur Ekspres)
0 Komentar

“Mungkin untuk kerugian ini kisarannya di atas Rp1 miliar. Selain ban, di sini ada beberapa kandang ayam juga yang terbakar,” tambahnya.

Dampak Kebakaran, kegiatan Kegiatan belajar mengajar di SMK Dzakiyyun diliburkan.

Kegiatan belajar mengajar di SMK Dzakiyyun, Kampung Citespong, Desa Jamali, Kecamatan Mande, diliburkan akibat dampak kebakaran ban bekas di area peternakan yang berdekatan dengan sekolah tersebut. Hingga Selasa 17 Desember 2024, kegiatan belajar masih belum berlangsung karena kondisi lingkungan yang belum kondusif.

Guru sekaligus Humas SMK Dzakiyyun, Nizar, mengatakan kebijakan ini diambil berdasarkan instruksi dari kepala sekolah demi menjaga kesehatan para siswa. Asap sisa kebakaran yang masih menyengat dikhawatirkan dapat mengganggu pernapasan siswa dan staf sekolah.

Baca Juga:Tanggap Darurat Bencana di Cianjur Berakhir Hari Ini, Diperpanjang atau Tidak?Pertamina Patra Niaga Regional JBB Resmikan Gedung Serbaguna Lentera Jiwa di Desa Pangauban

“Jumlah siswa di sekolah ini sekitar 300 orang, dan demi keamanan, kegiatan sekolah sementara diliburkan. Meskipun saat ini seharusnya ada kegiatan class meeting dan bimbingan praktik kerja lapangan (PKL) untuk kelas XII, semuanya sementara dilakukan secara online,” ungkapnya.

Dia melanjutkan, pihak sekolah juga melakukan piket malam bergantian untuk mengantisipasi munculnya titik api baru yang berpotensi merembet ke area sekolah.

“Guru-guru bergantian piket malam untuk berjaga-jaga. Kami khawatir api masih muncul dan menyebar ke sekolah,” paparnya.

Selain itu, Nizar menyoroti masalah pengolahan ban bekas di lokasi peternakan tersebut yang sebelumnya sudah menjadi perhatian sekolah. Selain menimbulkan bau tidak sedap sisa kebakaran, keberadaan ban bekas juga diduga menjadi sarang nyamuk.

“Sebelum kebakaran ini, kami sudah rutin melakukan fogging seminggu dua kali di semua ruang kelas untuk mencegah penyebaran nyamuk demam berdarah. Dugaan kami, nyamuk itu berasal dari gudang ban bekas tersebut, dan sebelumnya juga ada siswa kita yang terkena DBD,” ungkapnya.

Terkait kapan kegiatan belajar mengajar akan kembali normal, Nizar menyatakan pihak sekolah masih menunggu instruksi lebih lanjut dari kepala sekolah.

“Kami belum bisa memastikan kapan siswa bisa masuk kembali. Jika situasi udara sudah membaik dan kondusif, serta tidak ada kekhawatiran api, maka kegiatan sekolah akan segera dilanjutkan,” katanya.

0 Komentar