“Dengan adanya Lentera Jiwa, Sobat Jiwa yang sudah pulih di Desa Pangauban kini memiliki tempat yang mendukung mereka untuk bangkit dan mandiri. Kami berkomitmen untuk memanfaatkan fasilitas ini dengan sebaik-baiknya,” tutur Ade.
Adapun bentuk program yang telah dijalankan oleh Lentera Jiwa meliputi edukasi dan memberikan kesadaran kepada masyarakat dengan melakukan pelatihan keterampilan, serta memberikan dukungan yang positif untuk mereka, seperti menganyam bersama Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Jernih Rukun Kondusif (JRK), bantuan pengadaan pelumas Pertamina dan cucian motor Zibrug, pengolahan makanan dodol tomat dan berbagai olahan makanan lainnya yang melibatkan Sahabat Jiwa.
Salah satu keluarga dari Sobat Jiwa (ODGJ yang telah pulih) yaitu Kokom turut membagikan cerita perubahan anggota keluarganya setelah bergabung dengan Program Lentera Jiwa.
Baca Juga:Tempat Penyimpanan Ban Bekas di Kecamatan Mande Cianjur Terbakar, Penyebabnya Masih DiselidikiAdmin Gerindra Gercep Tanggapi Keluhan Rakyat, Lalu Bagaimana dengan Fungsi DPR?
“Sebelumnya kami merasa kesulitan mendampingi anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Namun, sejak adanya Lentera Jiwa, mereka mendapatkan pelatihan dan dukungan seperti mesin jahit dan modal buat usaha. Saat ini kakak saya mulai mandiri, bahkan telah mampu membantu perekonomian keluarga dirumah,” ucap Kokom.
Berkat hadirnya Program Lentera Jiwa, Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang telah melalui proses pemulihan tidak lagi dipandang sebagai beban bagi keluarga maupun lingkungan sekitar. Program ini berhasil mengurangi stigma negatif yang selama ini melekat di masyarakat dengan memberikan edukasi, peningkatan kesadaran, serta membangun pemahaman yang lebih inklusif tentang pentingnya kesehatan jiwa.
Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat Eko Kristiawan, menambahkan, bahwa program ini sejalan dengan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) khususnya pada point 3 yaitu ‘Good Health and Well-being’ yang berfokus pada kesehatan mental, serta point 8 ‘Decent Work and Economic Growth’ melalui pemberdayaan ekonomi bagi ODGJ.
“Program ini menekankan aspek sosial dengan menciptakan lingkungan yang inklusif dan ramah bagi ODGJ, serta memastikan aspek tata kelola yang transparan melalui kolaborasi antara perusahaan, pemerintah, dan masyarakat. Dengan melibatkan berbagai pihak, kami percaya bahwa program-program keberlanjutan ini dapat menciptakan dampak positif yang signifikan, tidak hanya untuk ODGJ, namun juga untuk masyarakat secara keseluruhan,” tutup Eko.(rls)