Nadir juga mengungkapkan, saat ini pengungsi yang di tenda kekurangan logistik, terutama makanan dan minuman.
“Untuk di tenda saat ini kita kekurangan logistik sebetulnya, seperti makanan, minuman air mineral, itu kurang. Untuk logistik yang sudah masuk alhamdulillah banyak, seperti dari Dinsos, BPBD, PMI, Bagong Mogok, dan dari yang lainnya. Semua logistik yang masuk datanya tercatat,” katanya.
Selain itu, Nadir mengungkapkan kondisi kesehatan para pengungsi yang berada di tenda tidak ada yang mengeluh terkena penyakit. Sebab, pihaknya sudah melakukan pengobatan untuk pencegahan.
Baca Juga:Libur Nataru, Kunjungan Wisatawan ke Cianjur Diperkirakan Capai 67 Ribu orangBey Machmudin Kukuhkan 272 Pelajar jadi Duta Integritas di West Java Youth Camp 2024
“Untuk kondisi kesehatan para pengungsi sejauh ini tidak ada yang sakit parah, karena Alhamdulillah tertangani. Pengobatan lebih kepada pencegahan, dan sampai saat ini masih sehat terkendali. Untuk tempat pengungsi tidak ada keluhan, cuma tadi makanan dan minuman yang kekurangan,” tuturnya.
Sementara itu, terkait dengan relokasi warga, Nadir mengaku kebingungan soal tempat relokasi warga. Sebab, saat ini desa tidak memiliki tanah yang bisa dijadikan lahan untuk tempat relokasi warga.
“Desa memang bingungnya untuk relokasi warga yang memang rumahnya berat tidak bisa ditinggali dan harus di relokasi, kami tidak punya tanah desa. Desa punya tanah itu yang dipakai kantor dan lapangan. Selebihnya tidak ada. Makannya kami bingung, dan kami berharap mudah-mudahan ada solusi terbaik dari Pemda, provinsi maupun pusat untuk menangani hal ini,” katanya.
“Untuk yang harus direlokasi itu ada di dua kampung paling banyak, yaitu dari Kampung Cibuluh, Sinarpusaka, dan Bobojong. Di kampung lainnya juga ada cuma jumlahnya tidak terlalu banyak,” ucapnya.
Berdasarkan data yang dihimpun Cianjur Eksperes, terdapat 13 rumah rusak berat, 12 rumah rusak sedang, 46 rumah rusak ringan dan 89 rumah terancam. Total 160 rumah, 159 KK, 486 jiwa yang terdampak pergeseran tanah.
Adapun fasilitas umum yang terdampak, seperti 3 mesjid Jami, 1 musala, dan 1 fasilitas pendidikan. Ditambah, 1 ruas jalan desa, 5 ruas jalan dusun, dan 1 jembatan. Sedangkan total jumlah pengungsi sebanyak 31 KK dengan total 92 jiwa.