CIANJUR,CIANJUR.JABAREKSPRES.COM – Ratusan warga yang rumahnya rusak akibat pergeseran tanah dan tanah longsor di Desa Waringinsari, Kecamatan Takokak, Kabupaten Cianjur, terpaksa harus direlokasi. Namun, pihak pemerintah desa (Pemdes) kebingungan untuk tempat relokasi, sebab tidak memiliki tanah desa untuk lahan yang akan dijadikan tempat relokasi.
Berdasarkan pantauan Cianjur Ekspres di sejumlah kampung di Desa Waringinsari mengalami pergeseran tanah dan tanah longsor. Bahkan, kondisi rumah warga rusak parah dan membahayakan. Selain rumah, fasilitas umum seperti mesjid dan sekolah juga rusak.
Seperti rumah milik Kartini (42) di Kampung Cibuluh yang rumahnya rusak berat. Kondisi rumah milik Kartini dari mulai halaman rumah yang anjlok, serta kondisi rumah yang berantakan dan sudah tidak layak di tempati.
Baca Juga:Libur Nataru, Kunjungan Wisatawan ke Cianjur Diperkirakan Capai 67 Ribu orangBey Machmudin Kukuhkan 272 Pelajar jadi Duta Integritas di West Java Youth Camp 2024
“Kondisi rumah saya seperti ini, kalau tidur di sini sudah tidak mungkin, karena saya masih takut. Jadi saya sekarang tidur di tenda, atau di rumah saudara,” kata dia kepada Cianjur Ekspres, saat ditemui di halaman rumahnya sambil memperlihatkan kondisi rumahnya yang rusak, Sabtu 30 November 2024.
Kartini menceritakan saat terjadi pergerakan tanah, dirinya hanya tinggal sendiri di rumah sementara suaminya bekerja di luar kota. Dia juga menceritakan kondisi mencengkam saat rumahnya perlahan rusak.
“Waktu itu kan hujannya lebat berlangsung lama, saya di rumah sendiri karena suami bekerja di luar kota. Terus pada pukul 2 pagi, ada suara brukkk! Cukup keras, saya lihat atap plafon jatuh, terus keramik pada pecah. Waktu itu saya nangis sendiri, karena mau keluar juga takut,” ungkapnya.
Kartini menambahkan, jika harus direlokasi, dia dan suaminya hanya ikut aturan pemerintah saja. Sebab, relokasi dilakukan untuk keselamatan dia dan suaminya.
“Kalau direlokasi, saya ikut aturan pemerintah saja. Karena rumah saya juga rusak berat tidak bisa ditinggali,” ujarnya.
Kepala Desa Waringinsari, Nadir Muharam Abdurahman, mengatakan, para pengungsi saat ini jika hujan mengungsi di tenda dan jika tidak hujan mereka memaksakan untuk berdiam diri di rumahnya masing-masing.
“Untuk pengungsi sampai hari ini mereka kalau hujan besar tidurnya pasti di tenda, tapi kalau tidak ada hujan mereka memaksakan tidur di rumah,” katanya.