Dua Tahun Pascagempa Cianjur, Masih Ada Siswa Belajar di Kelas Darurat

Gempa Cianjur
siswa SD Negeri Girijaya, Kampung Pameumpeuk, Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang pun harus belajar di kelas darurat selama 2 tahun terakhir.(Rikzan RA/Cianjur Ekspres)
0 Komentar

CIANJUR.CIANJUR.JABAREKSPRES.COM – Gempa bumi hebat yang melanda Cianjur pada 21 November 2022 membuat sekitar ratusan siswa SD Negeri Girijaya, Kampung Pameumpeuk, Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang pun harus belajar di kelas darurat selama 2 tahun terakhir.

Sekitar 168 siswa harus belajar di tiga blok kelas yang dari tenda, terpal, dan gazebo bambu. Semuanya dibagi dengan sekat seadanya agar bisa menampung enam kelas.

“Selama 2 tahun ini juga tidak ada ruang kantor,” ungkap salah seorang guru kelas SDN Girijaya, Hidayanti saat ditemui, Kamis 21 November 2024.

Baca Juga:PLN dan PLN Icon Plus Beserta MKI Persembahkan Electricity Connect 2024 Dorong Inovasi Energi BerkelanjutanDukungan Kiai dan Pondok Pesantren di Cirebon untuk Pasangan ASIH Terus Menguat

Nasib SDN Girijaya, disebut tak seperti dengan SD lainnya yang terdampak gempa bumi 2022 silam. Setelah alami rusak parah, SD yang sudah ada sejak 1983 itu tak bisa langsung direkonstruksi.

Pasalnya, lokasi awal bangunan SD itu sudah berada di atas bukit, dekat dengan tempat pemakaman umum (TPU), dikelilingi tebing, juga kontur tanah yang rawan terjadi pergeseran.

“Makanya saat itu tidak bisa langsung karena katanya dari hasil kajian sudah tidak laik dan area SD masuk zona merah dan harus di relokasi. Tapi saya kurang paham. Kita sebagai guru hanya ikuti instruksi saja,” ungkapnya.

Dia menceritakan, saat dilanda gempa, beberapa kelas bergeser, dinding pembatas antarkelas pun jebol membentuk lorong. Beruntung seluruh siswa sudah pulang sehingga tidak ada korban di sekolah.

Namun karena itu, sekolah akhirnya tak memiliki kelas dan harus memutar otak mencari lokasi sekolah sementara sementara bagi siswanya, sampai ada bangunan permanen baru dari pemerintah.

Dia mengatakan, 2 tahun lalu, seperti sekolah lainnya, SDN Girijaya pun membangun kelas darurat hanya dari terpal dan tenda.

“Dulu hanya ada kelas dari terpal dan tenda. Baru setelah beberapa bulan kemudian, ada organisasi kemanusiaan yang mau membangunkan gazebo bambu untuk tempat belajar anak didik kami,” kata Hidayanti.

Baca Juga:PLN Icon Plus Hadirkan Inovasi Masa Depan ICONNEXT dalam Ajang Electricity Connect 2024Cianjur Diguncang Gempa hingga Empat Kali, Sejumlah Sekolah Dikabarkan Rusak

Gazebo bambu berukuran kurang lebih 10×5 meter itu pun dibagi untuk tiga kelas. Lalu tenda komunal dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dibangun untuk 2 kelas, dan kelas dari terpal untuk 1 kelas sisanya.

Kabar pun beredar, soal ada pihak yang akan mewakafkan tanahnya untuk didirikan gedung baru SDN Girijaya.

0 Komentar