Pasalnya, lanjut Fahmi, dalam banyak litaratur yang menangkap persepsi masyarakat pascadebat di Jawa Barat, pemilih selalu mengunggulkan program yang realistis dan terukur juga soal karakter atau profil paslon.
Membaca kecenderungan dan data survei, efektifitas debat dalam merubah dukungan masyarakat terbilang tidak tinggi.
“Hanya 5 sampai 10 persen saja pemilih yang setelah debat merubah atau menetapkan pilihan. Tapi sebetulnya debat ini dampaknya tidak hanya jangka pendek. Saat debat disiarkan secara langsung di TV dan radio dan akan ada di kanal Youtube, sedikit banyak akan menciptakan efek bola salju, konten debat itu akan terus ada dalam percakapan masyarakat,” jelasnya.