TNGGP Bakal Rangkul dan Berdayakan Relawan dari Basecamp, Ini Alasannya 

TNGGP
Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP). (RIKZAN RA/CIANJUREKSPRES)
0 Komentar

CIANJUR,CIANJUR.JABAREKSPRES.COM – Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) berencana untuk memberdayakan para relawan dari sejumlah basecamp (BC) yang ada di tiga pintu masuk pendakian baik di Cibodas, Gunung Putri, dan Salabintana.

Kepala Balai Besar TNGGP, Adhi Nurul Hadi, mengatakan, hal tersebut dilakukan sebagai solusi pengendalian pendaki mulai dari permasalahan sampah, zonasi memasang tenda, hingga proses evakuasi.

“Ini sudah menjadi rancangan di TNGGP, ke depannya kita ajak BC-BC yang ada untuk mengatur pendaki, sampah, dan evakuasi. Sehingga kedua belah pihak bisa berjalan bersama,” kata Adhi, beberapa waktu lalu.

Baca Juga:Dilirik Investor Asing, China Hingga Rusia Tanam Modal Rp1,15 Triliun di IKNHerman Suherman: UMKM Cianjur Harus Naik Kelas

Menurutnya, dengan begitu basecamp pun bisa menjalankan usahanya dengan baik, balai besar pun lancar dalam melaksanakan tugasnya yakni mengamankan dan memastikan kenyamanan pendaki dan lingkungan.

“BC (basecamp) itu punya pengalaman, pengetahuan, dan personil. Kita punya kewenangan dan bisa mendukung dengan pembiayaan meskipun tidak besar, jadi kita tidak bergesekan dan tujuan kita tercapai. Kalau kita bergabung, kita bisa mengatasi tantangan sampah, pengendalian pendaki, sumber mata air, juga zona camping,” jelas Adhi.

“Mau tidak mau, BC sangat berkaitan dengan kawasan dan aktivitas pendakian. Makanya kita harus merangkul,” sambungnya.

Terpisah, Anggota Basecamp Gunung Putri Sauyunan, Niko Rastagil mengatakan, dengan adanya rencana balai Besar TNGGP, pihaknya akhirnya akan mempunyai legitimasi untuk mengatur para pendaki.

“Kalau akhirnya kita menjadi ‘kader’ dari TNGGP, kita akan lebih mantap untuk mengedukasi pendaki. Kita pun akhirnya bisa menegur pendaki secara langsung,” katanya.Sebelum-sebelumnya pun, pihaknya kerap menyampaikan aturan-aturan saat mendaki pada para calon pendaki.

“Sebelum mendapatkan Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (Simaksi) para pendaki kita breefing untuk membawa sampahnya turun, jangan memetik atau mengambil apapun di atas, dan tidak mengotori sumber mata air,” kata Niko.(Rikzan RA)

0 Komentar