Kurang Lebih Satu Ton Sampah Diangkut dari Alun-alun Suryakencana Gunung Gede Pangrango

Relawan Opsih
Sejumlah relawan dari Basecamp (BC) Sauyunan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) melaksanakan operasi bersih (Opsih).(istimewa)
0 Komentar

CIANJUR,CIANJUR.JABAREKSPRES.COM – Sejumlah relawan dari Basecamp (BC) Sauyunan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) melaksanakan operasi bersih (Opsih) dan berhasil mengumpulkan kurang lebih satu ton sampah di area Alun-alun Suryakencana.

Salah satu relawan, Niko Rastagil mengatakan, dalam opsih tersebut dilakukan pekan lalu itu pihaknya juga menemukan beberapa pohon Edelweiss yang mati gara-gara sampah.

“Opsih dilakukan pada dua hari yakni Selasa dan Rabu pekan lalu. Hasilnya, kita berhasil menurunkan kurang lebih satu ton sampah, dan dari pantauan kita ada sekitar 11 pohon Edelweiss yang mati,” ungkap Niko, Minggu 29 September 2024.

Baca Juga:Tekan Pengangguran, Ahmad Syaikhu Dorong 'Link and Match' Dunia Pendidikan dan Dunia KerjaSyaikhu Janji Lanjutkan Program Aher di Sektor Pendidikan: Perbaiki Kelas dan Asrama Pesantren 

Dia mengatakan, opsih juga dilangsungkan setelah dalam tiga bulan terakhir, jalur pendakian menuju Alun-alun Suryakencana ramai dilalui. Juga karena pihaknya pun melihat adanya gundukan sampah di area puncak.

“Akhirnya, kami berinisiatif untuk opsih dengan kurang lebih 90 orang relawan. Karena kalau dibiarkan lebih lama, sampahnya pasti makin menumpuk dan bahkan menyebar,” ungkapnya.

Dia menduga, banyaknya sampah yang menumpuk di area puncak Gunung Gede-Pangrango akibat kurangnya kesadaran pendaki.

“Sekarang ini banyak pihak yang membuka jasa open trip, namun nampaknya mereka kurang memberikan pemahaman agar membawa sampahnya kembali. Kita khawatir sampah yang ditinggalkan mengancam ekosistem dan mempengaruhi keberlangsungan hidup hewan liar,” kata dia.

Terpisah, Kepala Balai Besar TNGGP, Adhi Nurul Hadi mengungkapkan, pihaknya telah menerapkan check in check out untuk memastikan barang yang berpotensi menjadi sampah dibawa turun kembali.

“Dan di kantor escort kita siapkan tempat sampah sementara (TPS) untuk sampah para pendaki. Namun tetap yang paling penting adalah kesadaran juga kepatuhan pendaki ada standar operasi dan prosedur (SOP),” kata Adhi.

Hal itu pun diakui menjadi tantangan bagi BB TNGGP untuk menekan jumlah sampah di area puncak juga sepanjang pendakian.

Baca Juga:Ahmad Syaikhu Tegaskan Komitmen Dukung UMKM dan Pengembangan Kawista di KarawangAhmad Syaikhu Tekankan Pentingnya Peran Pemuda dalam Pembangunan Ekonomi Desa 

“Meskipun kita kerap lakukan opsih, perketat check in check out, tapi kalau pendakinya tidak komitmen maka sampah akan terus ada di atas,” kata dia.

Dia pun mengucapkan terima kasih pada BC Sauyunan karena telah melaksanakan opsih. Ke depannya, sebagai solusi pihaknya akan merangkul BC yang ada di sekitar Cibodas, Gunung Putri, dan Salabintana untuk mengatur pendaki, evakuasi, juga soal persampahan.

0 Komentar