Dalam kesimpulan Toto, kasus Dedi Mulyadi, makin menguatkan bahwa prilaku pemilih di Pileg itu berbeda dengan Pilkada. Tidak selalu berbanding lurus antara dukungan banyak partai dengan kemenangan calon di Pilkada.
“Beda dengan di Pileg. Kalau di Pilkada itu yang menentukan kemenangan adalah kekuatan personal figur. Mau didukung banyak partai pun, kalau figurnya lemah, biasanya kalah. Begitu juga sebaliknya,” ungkapnya.
Terkait dengan faktor apa yang yang membuat mantan bupati Purwakarta ini unggul merata di hampir seluruh wilayah di Jabar, Toto menjelaskan, salah satunya seperti terpotret di survei, karena intensitas turun ke lapangan menyapa rakyat yang jauh melampaui 3 kandidat lainnya.
Baca Juga:Calon Bupati Cianjur Deden Nasihin Tepis Isu Tak Serius dalam Kontestasi Pilkada 2024Penggalian Nilai-Nilai Universal Agama Perlu Dilakukan untuk Tegakkan Moralitas Serta Etika
Dari pemantauannya selama ini, ungkap Toto, Dedi termasuk calon gubernur yang paling inten turun ke masyarakat dengan aneka kemasan. Salah satunya, dengan kemasan seni dan budaya.
Simpati publik juga menguat, tambah Toto, karena Dedi berani mengambil resiko untuk membela orang-orang kecil yang diduga sebagai korban penegakan hukum yang ceroboh seperti dalam kasus Vina Cirebon.(*)