Susiwijono menilai ke depannya, pembiayaan infrastruktur akan terus mengalami peningkatan signifikan.
Dalam RPJMN 2025-2029, kebutuhan investasi infrastruktur akan diarahkan ke tiga sektor utama yakni sektor sumber daya air, transportasi, dan kelistrikan.
Dari ketiga sektor itu, proporsi pembiayaan yang terbesar adalah dari sektor transportasi.
Baca Juga:TAPERA: Wujudkan Rumah Idaman dengan Gotong RoyongBI dan BKPM Bersinergi, Dorong Investasi dan Daya Saing RI
Oleh karena itu, mengacu pada pembiayaan infrastruktur yang besar tersebut, Pemerintah terus mendorong keterlibatan sektor swasta.
“Sehingga kita ingin mendorong keterlibatan pembiayaan dari swasta,” jelasnya.
Susiwijono mengatakan bahwa sejauh ini pembiayaan infrastruktur pada RPJMN 2020-2025 ditandai dengan porsi swasta yang meningkat. Angka pembiayaan dari sektor swasta sebesar Rp2.707 triliun.
“Naik dari yang sebelumnya hanya sekitar Rp1.700-an. Artinya apa? Kita ingin setiap swasta juga berkontribusi untuk pembangunan infrastruktur kita,” ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Rencana APBN 2025 berfokus pada pemanfaatan bonus demografi guna melakukan transformasi ekonomi, menarik investasi dan membuka lapangan pekerjaan.
“Salah satunya adalah melalui pembangunan infrastruktur. Di APBN 2025 pembangunan infrastruktur dianggarkan sebesar Rp400,3 triliun, terutama untuk pendidikan, kesehatan, konektivitas, pangan dan energi, serta keberlanjutan pembangunan IKN,” ujarnya.(antara)