Ia menjelaskan lebih lanjut, komitmen Pemerintah dalam menjaga stabilitas fiskal juga diakui oleh lembaga internasional. Dana Moneter Internasional (IMF) menegaskan bahwa Indonesia telah menunjukkan disiplin fiskal yang kuat, memberikan ruang fiskal yang cukup untuk mengantisipasi risiko ke depan dengan tetap mendorong pertumbuhan ekonomi.
IMF memproyeksikan utang Indonesia akan menurun secara bertahap menjadi sekitar 38,3 persen dalam jangka menengah, terutama didorong oleh selisih pertumbuhan suku bunga kumulatif.
Untuk itu, Pemerintah terus mengupayakan penurunan rasio utang terhadap PDB melalui optimalisasi pendapatan negara yang dilakukan melalui efektivitas reformasi perpajakan, reformasi pengelolaan SDA, serta insentif fiskal yang terukur untuk mendorong akselerasi investasi dengan tetap menjaga iklim investasi dan keberlanjutan reformasi perpajakan.
Baca Juga:GAPKI dan NPPAN Jalin Kerja Sama, Perluas Pasar Sawit ke NigeriaBNI dan Bluebird: Kolaborasi Digital untuk Transformasi Bisnis Transportasi
“Dalam RAPBN 2025, pembiayaan utang (netto) direncanakan sebesar Rp775,9 triliun diutamakan untuk mendukung percepatan transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” katanya.(antara)