Menteri Kesehatan Sebut TBC Membunuh 1 Miliar Manusia di Dunia dalam 200 Tahun Terakhir

ilustrasi TBC
Pada tahun 2017, kasus TB di Indonesia dilaporkan sebanyak 425.089 dan 442.172 kasus TB baru dengan penyakit berulang yang menempatkan Indonesia pada posisi ketiga di dunia terbanyak terinfeksi TB.
0 Komentar

Cianjur.jabarekspres.com, ANT – Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa tuberkulosis (TBC) telah membunuh lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia dalam dua abad terakhir.

Di Gedung Sate Bandung, Budi menyatakan pada Peluncuran Pemanfaatan Alat Portable X-ray, bahwa sekitar 1,3 juta orang meninggal setiap tahun di dunia, atau dua setengah orang per menit.

Budi mengatakan bahwa di Indonesia, penyakit menular ini diperkirakan menyebar ke satu juta orang dan membunuh 136 ribu orang setiap tahunnya.

Baca Juga:Peran BUMN dalam Mewujudkan Kemerdekaan Sejati: PLN UIP JBT Perkuat Kesetaraan Gender dan Pencegahan KekerasanPLN Rampungkan Pembangunan GITET 500 kV Ampel New / Boyolali

“Artinya tiap lima menit ada satu orang meninggal di Indonesia akibat TBC. Ini prestasi terbaik Indonesia sejak merdeka sampai sekarang, 500 ribu orang terdeteksi sisanya enggak ketemu, mungkin saat ini sedang menularkan ke tetangganya kita tidak tahu,” ucap dia.

Karena alasan itu, kata Budi, pemerintah saat ini secara agresif melakukan program surveilans seperti melakukan screening TBC untuk menemukan di mana saja dan siapa saja yang terkena TBC, bahkan dengan catatan sampai 820 ribu temuan pada 2023.

“Targetnya tahun 2024 ada 900 ribu yang ketemu. Tujuannya agar bisa diberikan obat yang saat ini sudah bisa empat sampai enam bulan sembuh, sehingga tidak menularkan ke yang lain dan diharapkan makin lama makin sedikit kasusnya termasuk yang meninggal,” ucap dia.

Diakuinya, menemukan orang yang terkena TBC merupakan pekerjaan rumah yang tak mudah diselesaikan, terlebih screening TBC juga dipengaruhi oleh kesadaran dari masyarakat karena panjangnya proses yang harus dilalui seperti scan x-ray, tes PCR atau biologi molekuler di fasilitas kesehatan seperti rumah sakit.

“Sehingga nakes juga harus proaktif,” ujarnya.

Namun, kata dia, dengan adanya 36 alat x-ray portabel yang dibeli dari bantuan Uni Emirat Arab 10 juta dolar AS, akan mempermudah para nakes untuk melakukan pemeriksaan dan menemukan masyarakat yang terpapar TBC.

“X-ray itu biasanya besar dan di rumah sakit. Dengan teknologi baru ini yang alatnya kecil, bisa dibawa di motor supaya bisa datang ke pelosok-pelosok menemukan yang sakit TBC,” tuturnya.

Sebanyak 36 alat x-ray portabel ini sendiri akan didistribusikan oleh Kementerian Kesehatan ke beberapa daerah yang memiliki paparan TBC tinggi, termasuk Jawa Barat.

0 Komentar