Potensi Pantai Apra yang Tak Tergali

pantai apra
PANTAI APRA: Dua nelayan saat melintasi pantai Apra di Desa Seganten, Kecamatan Sindangbarang. Pantai yang memiliki keindahan tersebut belum tergali secara maksimal. (Foto: Rikzan RA/Cianjur Ekspres)
0 Komentar

“Kami menyebutnya mencari THR (tunjangan hari raya). Karena saat puasa itu impunnya melimpah. Mungkin anugerah dari Tuhan. Tapi pemerintah tak melirik itu. Padahal potensi wisata budaya sangat besar,” katanya.

Impun-impun hasil tangkapan, ternyata mempunyai nilai jual yang lumayan tinggi. Apalagi setelah dibuat Jarangking Impun. 

Untuk harga impun per contang atau 1/4 kilogramnya, mencapai Rp15 ribu.

“Jadi seliternya impun itu Rp60 ribu. Dalam satu contang itu hanya bisa membuat tujuh Jarangking Impun yang bentuknya bulat pipih. Satu lembar Jarangking Impun, dijual dengan harga Rp3 ribu,” kata Dodo.

Baca Juga:Puluhan Warga Binaan Lapas Ikuti Penyuluhan HukumMasih Minim Perusahaan Rekrut Penyandang Disabilitas

Dodo mengatakan, keunikan itu pula yang membuat Jarangking Impun kini langka dan hampir terlupakan. Karena bahan baku hanya bisa didapatkan pada waktu tertentu.

“Apalagi dengan penggunaan pestisida obat-obatan pertanian, makin membuat impun-impun semakin jarang. Lalu dengan banyaknya warga sekitar Sindangbarang yang beralih ke budidaya udang, makin membuat impun semakin terlupakan,” ujarnya.

Dirinya berharap, Pemerintah Kabupaten Cianjur benar-benar serius dalam pengembangan potensi budaya khususnya di daerah pesisir Cianjur Selatan.

“Kalau pemerintah serius, banyak sekali potensi-potensi wisata pesisir yang bisa di jelajahi. Hal itu juga membuat para pelaku wisata di pesisir pun terjamin kehidupannya,” kata dia.

Terpisah, Bupati Cianjur, Herman Suherman mengatakan, pihaknya akan lebih memperhatikan potensi wisata tak hanya di Pantai Apra saja, melainkan di pantai-pantai lain di bentang pantai Cianjur Selatan.

“Seperti di Pantai Lugina dan Sinar Laut di Kecamatan Agrabinta. Untuk di Pantai Apra, kita akan tata dengan baik karena pada dasarnya sudah bagus. Hanya saja dulu terhambat Covid-19 dan gempa 2022,” kata Herman.

Tak hanya itu, dirinya juga akan mengembangkan Nyalawean khususnya saat Mulud. Karena saat itu sangat banyak ikan-ikannya. Itu akan kita lestarikan dan jadikan tempat wisata sekaligus edukasi,” tandasnya. (zan)

0 Komentar