CIANJUR.JABAREKSPRES.COM – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Diskdikpora) Kabupaten Cianjur mengakui ada ratusan sekolah dasar (SD) yang sampai saat ini masih kekurangan mebeler meja kursi untuk menunjang kegiatan belajar mengajar (KBM).
Disdikpora akan berupaya secara bertahap, kekurangan mebeler di sekolah tersebut akan dipenuhi.
Kepala Bidang (Kabid) SD Disdikpora Kabupaten Cianjur, Arifin, mengatakan, terkait dengan kekurangan bangku atau mebeler, secara bertahap akan diatur secara bergilir.
Baca Juga:Puluhan Warga Binaan Lapas Ikuti Penyuluhan HukumMasih Minim Perusahaan Rekrut Penyandang Disabilitas
“Intinya memang khusus Cugenang dan kecamatan lain sama kekurangan mebeler, secara bertahap melalui anggaran kami atur secara bergilir setiap tahun,” kata dia kepada Cianjur Ekspres, saat dihubungi melalui sambungan telepon seluler, Senin (29/7/2024).
Arifin menyebut, saat ini di Kabupaten Cianjur khusus untuk tingkat SD, ada ratusan sekolah yang kekurangan mebeler. Namun, pihaknya akan terus berusaha akan mengalokasikan mebeler secara bertahap.
“Saat ini memang kalau jumlah yang kekurangan mebeler ada ratusan sekolah, mudah-mudahan terpenuhi selain fisik juga mebeler. Intinya bahwa kami terus memperhitungkan dan memperhatikan semua rata-rata kekurangan mebeler, dialokasikan secara bertahap, tidak bisa langsung. Karena sekolah lain juga membutuhkan,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, ratusan murid SDN Pasir Muncang Desa Wangunjaya, Kecamatan Cugenang terpaksa harus mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) dilantai. Hal itu dilakukan mengingat tidak adanya mebeler yang tersedia pasca sekolah tersebut menjadi salah satu yang terdampak gempa dua tahun silam.
Kepala SDN Pasirmuncang, Henhen Rohaela, mengatakan, untuk bangunan sudah terbaik, namun ada kelemahannya mengenai mebeler dan alat-alat yang lainnya seperti buku yang masih kekurangan.
“Meskipun ini memaksakan dari dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah, red), buku baru sebagian yang bisa dipersiapkan. Jadi kekurangannya mengenai sarana dan prasarana dalam pembelajaran masih kurang. Dimohonkan ini untuk saya sebagai mewakili sekolah, diharapkan ada bantuan yang lain,” kata dia kepada Cianjur Ekspres, Sabtu (27/7).
Dia mengungkapkan, saat ini aktivitas kegiatan belajar mengajar dilakukan secara lesehan. Namun para siswa sudah terbiasa, sebab sebelumnya hampir setahun lebih para siswa belajar di tenda akibat bangunan sekolah yang terdampak gempa.