”Bersama-sama, kita akan mengeksplorasi pendekatan inovatif dalam akselerasi penggunaan energi hijau di Indonesia. Sehingga hal ini tidak hanya memberikan manfaat bagi PLN dan H&M tetapi juga masyarakat luas dan lingkungan sekitar,” tutur Edi.
Regional Country Manager of China and South East Asia H&M Jessica Wilhelmsson menambahkan, H&M Group memiliki visi untuk bertransformasi menuju bisnis sirkular dan sangat mendukung penggunaan energi bersih. Pihaknya pun bertekad untuk berkolaborasi demi transisi energi dan mencapai perubahan sistemik di sektor industri.
”Pemerintah telah berkomitmen untuk mencapai net zero pada tahun 2060, banyak inisiatif dan inovasi telah dilakukan, REC PLN adalah salah satunya. Pada kerja sama sebelumnya dengan PLN, lebih dari 30 pemasok kami telah menerapkan REC. Ini sebuah pencapaian besar yang hanya dapat dicapai melalui kolaborasi erat,” ungkap Jessica yang hadir bersama dua perusahaan mitra utama dari H&M Group.
Baca Juga:PLN Jadi Perusahaan Utilitas Terbaik Se-Kawasan Versi Fortune 500 Asia TenggaraLanggar Aturan Domisili, 31 Siswa Dianulir Kelulusan, Bey Machmudin: Kami Menegakkan Aturan
Agenda ini juga dihadiri World Resources Institute Indonesia (WRI Indonesia), yang merupakan lembaga riset independen dalam mendorong pembangunan sosio-ekonomi nasional secara inklusif dan berkelanjutan. WRI Indonesia merupakan mitra kerja PLN dalam mencapai target Net Zero Emissions (NZE) di 2060 atau lebih cepat.
Manajer Senior untuk Energi dan Bisnis Berkelanjutan WRI Indonesia Clorinda Wibowo berpendapat bahwa transisi energi di sektor industri merupakan strategi kunci dalam pengurangan emisi di level nasional. Karena mayoritas emisi dihasilkan oleh proses produksi barang dan jasa dari industri.
“Kami mengapresiasi langkah nyata PLN dalam mengakomodasi kebutuhan industri untuk bertransisi menuju energi bersih. Layanan GEAS Dedicated Source memberikan kepastian pembelian energi hijau dari sektor industri dan sekaligus dapat mendorong pembangunan pembangkit EBT di tanah air,” tutup Clorinda.