Pemdaprov Jabar Komitmen Bangun Ekonomi Hijau di Wilayah Bodebek 

Rapat
Sekda Jabar Herman Suryatman mengikuti rapat bersama Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan membahas mengenai Follow-up progres inisiatif perbaikan kualitas udara Jabodetabek di Kantor Kemenko Marves, Jakarta (6/6/2024).
0 Komentar

CIANJUR.JABAREKSPRES.COM – Sekda Jabar Herman Suryatman memaparkan upaya Pemda Provinsi Jabar dalam menurunkan polusi udara melalui pembangunan ekonomi hijau di kawasan Bogor, Depok, Bekasi (Bodebek).

Di hadapan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, Sekda Herman mengatakan, Jabar khususnya wilayah Bodebek sangat peduli dengan pembangunan ekonomi hijau dan lingkungan sehat. 

Salah satunya melalui optimalisasi transportasi publik antarmoda yang ramah lingkungan seperti BRT (Bus Rapid Transit) berbasis listrik dan LRT (Light Rail Transit).

Baca Juga:Volume Penumpang Angkutan Udara Jawa Barat Alami KenaikanTinjau Lokasi Pipa PDAM Jebol, Bey Machmudin Pastikan Penanganan Berjalan Optimal

“Beberapa upaya kami antara lain optimalisasi transportasi publik melalui konektivitas antarmoda yang ramah lingkungan BRT dan LRT,” ujar Herman Suryatman saat rapat Follow Up Program Inisiatif Perbaikan Kualitas Udara di Jabodetabek, di kantor Kemenko Marves, DKI Jakarta, Kamis (6/6/2024).

Upaya Pemdaprov Jabar mengurangi polusi udara di Jabodetabek sejalan dengan program Pemerintah Pusat. 

Selain itu, dalam mengurangi emisi karbon, Pemda Provinsi Jabar sudah menerapkan kebijakan Friday Car Free di Gedung Sate bagi para ASN. 

Herman mengatakan, kebijakan tersebut akan diterapkan di Pemda Kota Bogor, Depok dan Bekasi.

“Dimulai di Kota Bandung kemudian pada akhirnya 27 kabupaten kota melakukan hal yang sama,” ucap Herman.

Upaya lainnya yaitu, pengelolaan sampah menggunakan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF) di TPPAS Lulut Nambo Kabupaten Bogor. Teknologi RDF merupakan proses pengolahan sampah meliputi pengeringan dan pencacahan sampah, hingga akhirnya siap digunakan sebagai bahan bakar alternatif.

Herman mengatakan, hasil dari pengolahan sampah RDF tersebut akan dibeli oleh perusahaan yang kini menjadi offtaker TPPAS Lulut Nambo. Setelah melalui beberapa ujicoba TPPAS yang ada di kecamatan Klapanunggal itu siap dioperasikan untuk mengangkut sampah di Bogor, Depok, dan Tangerang Selatan (Banten).

Baca Juga:Wujudkan Smart City di IKN, PLN Siapkan Jaringan Listrik Terintegrasi Layanan Teknologi DigitalPresiden Jokowi Tandai Pembangunan PLN Hub, Pusat Ekosistem Transisi Energi dan Layanan Digital di Jantung IKN

“Nambo sudah melalui beberapa kali ujicoba, tinggal pengoperasian resmi. Sehari bisa mengangkut sampai 100 ton sampah yang nantinya menjadi energi alternatif untuk mengurangi emisi karbon,” tutur Herman.

Penghijauan serta upaya lain yang berbasis partisipasi masyarakat juga terus dilakukan sebagai komitmen menghadirkan lingkungan sehat minim emisi karbon.

0 Komentar