KIPP Jabar Prediksi akan Ada Tiga Paslon di Pilkada Cianjur

KIPP Jabar
Ketua Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Kabar, Irhan Ari Muhammad.
0 Komentar

CIANJUR.JABAREKSPRES.COM – Ketua Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Jawa Barat Irhan, Ari Muhammad, memprediksi akan ada maksimal tiga pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Cianjur yang akan bertarung di Pilkada Serentak di 27 November 2024 mendatang.

Diketahui, terdapat lima partai yang berkoalisi yakni PDIP, PAN, Demokrat, PPP, PKB yang merekomendasikan Herman Suherman-M Solihin sebagai cabup-cawabup dengan jumlah kursi 22.

Sedangkan masih ada sisa empat partai yang memiliki kursi yakni Gerindra dengan tujuh kursi, Golkar dengan 10 kursi, NasDem dengan enam kursi, dan PKS dengan lima kursi. Empat partai tersebut bisa berkoalisi atau pun masing-masing dua partai yang berkoalisi.

Baca Juga:Bey Machmudin Sebut Peran Tim Pemeriksa Kesehatan Hewan Pastikan Hewan Kurban Sesuai Syariat IslamHerman Suryatman: Modal Sosial Lebih Penting dari Modal Finansial

“Melihat sudah ada lima partai yang berkoalisi mengusung Herman Suherman-Muhammad Solihin dengan total 22 kursi. Maka masih ada peluang bagi yang lain untuk koalisi dua partai dan mengusung paslonnya. Seperti NasDem dan PKS, mereka bisa bekoalisi dan mengusung calon sendiri karena kurisnya cukup, begitu juga Gerindra dan Golkar. Jadi maksimal akan ada tiga paslon yang bertarung di Pilkada,” ujar Irhan pada Senin 3 Juni 2024.

Tak hanya itu, lima partai yang berkoalisi pun dinilai masih bisa pecah kongsi. Pasalnya belum memasuki tahapan pendaftaran paslon ke KPU yang dijadwalkan pada September mendatang.

“Masih ada waktu kurang lebih tiga bulan sampai pendaftaran calon ke KPU. Jadi koalisi yang sekarang masih bisa pecah kongsi meskipun sudah deklarasi. Patokannya itu pendaftaran KPU,” kata dia.

Kata dia, ada beberapa motif yang terlihat saat kelima partai tersebut melakukan deklarasi pasangan dan bukan deklarasi koalisi. “Agar partai lain terpancing dan agak segan karena yang dideklarasikan itu masih menjabat sebagai bupati,” ungkapnya.

Dia juga menyebutkan jika masih ada kemungkinan Herman meninggalkan M Solihin seperti drama Anies Baswedan yang meninggalkan AHY.

Terpisah, Herman Suherman menyebutkan dirinya tak akan meninggalkan M Solihin yang tak lain adalah sekretaris pribadinya di pemerintahan.

“Saya sudah sembilan tahun dengan dia. Selama ini juga tidak pernah ada masalah dan mengajak sekpri sebagai calon wakil bupati tak menyalahi aturan. Itu hasil istikhoroh,” ungkapnya.

0 Komentar