CIANJUREKSPRES.DISWAY.ID,CIANJUR – Bunga Bangkai Raksasa koleksi Kebun Raya Cibodas (KRC) akhirnya mekar sempurna pada Jumat, 19 April 2024 sekitar pukul 00.56 WIB.
Dari hasil pengukuran peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), tinggi spadik bunga mencapai 3,1 meter dengan diameter kelopak bunga (sapta) 161 sentimeter.
Momen langka mekarnya Bunga Bangkai Raksasa pun dinilai menjadi hadiah bagi KRC. Pasalnya, KRC sendiri baru saja merayakan hari jadinya yang ke 172 tahun yang jatuh pada 11 April 2024 lalu.
Baca Juga:PLN Operasikan SPKLU Khusus Angkot Listrik di Kota BogorJabar Akselerasi Perluasan Areal Tanam Sawah Tadah Hujan melalui Pompanisasi
Peneliti Ahli Muda Pusat Riset Biosistemtika dan Evolusi BRIN, Destri mengungkapkan, bunga dengan nama latin Amorphophallus titanum Becc itu tumbuh lebih tinggi dari sebelumnya karena pertumbuhan vegetatif yang baik dan menghasilkan umbi yang lebih besar.
“Bunga Bangkai Raksasa nomor 76 ini sebelumnya sudah berbunga dua kali, yakni pada 2016 dan 2020. Di tahun ini mekar dengan tinggi 3,1 meter karena umbinya lebih besar,” ungkap Destri dalam rilis resmi BRIN, Jumat 19 April 2024.
Dia juga menjelaskan jika induk Bunga Bangkai Raksasa yang ada di KRC telah berumur 32 hingga 35 tahun dan masuk golongan herba perennial atau tanaman yang bisa berbunga juga dapat bertahan hidup selama bertahun-tahun.
“Di KRC ada 10 spesimen Bunga Bangkai Raksasa, satu spesimen induk hasil pengoleksian berupa umbi, dan sembilan lainnya hasil perbanyakan melalui biji,” kata dia.
Bunga yang masih termasuk dalam keluarga talas-talasan (Araceae) itu pun masuk kategori spesies terancam punah dan menjadi tanaman dilindungi berdasarkan Perturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
“Berdasarkan hasil konferensi Uni Internasional untuk Konservasi Alam atau International Union fot Conservation of Nature (UICN) 2018 tanaman asli (endemik) Sumatera ini dikategorikan sebagai tanaman yang terancam punah dan dilindungi,” ungkapnya.
Diketahui, Bunga Bangkai Raksasa yang tengah mekar itu merupakan koleksi dengan nomor 76 itu merupakan hasil semai dari biji bunga induk tanaman koleksi nomor 28 yang dibawa dari Sungai Manau, Batang Suliti, Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Sumatera Barat ke KRC pada 2000 silam.