CIANJUREKSPRES – Sebagai kota santri di Jawa Barat, Kabupaten Cianjur justru kekurangan jumlah guru mata pelajaran agama islam. Hal tersebut disampaikan langsung Kepala Disdikpora Kabupaten Cianjur, Ruhli Solehudin.
Menurut Ruhli, Kabupaten Cianjur seharusnya memiliki jumlah guru agama sebanyak 3.108 untuk SD dan SMP. Untuk SD butuh guru agama sebanyak 1.188 dan SMP sebanyak 465 atau setara dengan dalam satu sekolah itu ada satu guru pendidikan agama Islam untuk SD dan tiga guru agama untuk SMP.
“Dari jumlah tersebut hanya 40% yang terisi, atau setara 1.343 orang sehingga masih kurang 1.645 guru lagi. Sehingga, dalam menambal kekurangannya kami memaksimalkan guru-guru SD yang sukarela mengajar agama islam,” kata Ruhi kepada Cianjur Ekspres, Selasa (17/4).
Baca Juga:H+6 Lebaran 2024, Inflasi di Jabar TerkendaliBPBD Percepat Proses Penanganan dan Pembersihan Material Tanah Longsor di Kabupaten Kuningan
Tak hanya memaksimalakan guru pendidikan umum untuk double job, Ruhli juga mengatakan adanya kerjasama dengan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) dan pengawas PAI sebagai langkah mencari guru agama dengan kompetensi dan latarbelakang kelayakanannya,” ungkapnya.
“Saat ini jumlah guru honorer yang mengajar agama Islam di Cianjur hanya sedikit dari kuota 1.081, sementara untuk ASN dari kuota 251 juga belum maksimal, begitupun untuk P3K dari kuota 123 juga belum terpenuhi,” imbuhnya.
Ruhli mengatakan, adanya kekurangan kekurangan guru agama Islam di Cianjur sudah terjadi sejak beberapa tahun kebelakang. Dirinya berharap, tahun depan pemerintah pusat dapat menambah kuota untuk Cianjur agar tidak ada lagi kekurangan guru agama di Cianjur.
“Pemerintah pusat memberikan kuota kepada kita setiap tahunnya, jumlah tersebut masih sangat kurang dari yang kita butuhkan. Kami sudah berupaya baik dari legislatif maupun yudikatif kita komunikasi dengan Menpan-RB untuk memaksimalkan kuota yang didapat oleh Kabupaten Cianjur,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Ruhli, pihaknya juga mengangkat pengajuan sesuai dengan rekomendasi dari pimpinan, mengharapkan formasi-formasi setelah adanya existing, setelah adanya planing satuan pendidikan sangat kekurangan dan mengharapkan itu semua terisi.
“Pada intinya kita melaksanakan sesuai dengan kuota yang diterima dari pusat. Kami sudah berupaya baik dari legislatif maupun yudikatif kita komunikasi dengan Menpan-RB untuk memaksimalkan kuota yang didapat oleh Kabupaten Cianjur,” tutupnya.