CIANJUREKSPRES – Ribuan dokter Korea Selatan resign massal atau mengundurkan diri, hal ini sebagai bentuk protes mengenai penerimaan pelajar sekolah kedokteran.
Korea Selatan atau Korsel saat ini sedang diserbu oleh ribuan dokter yang secara serentak mengundurkan diri dari profesinya.
Hal tersebut terjadi sebagai bentuk protesnya karena akan adanya penambahan jumlah penerimaan pelajar di sekolah kedokteran.
Baca Juga:10 Jurusan Sekolah untuk INFP Sesuai Kesejahteraan dan Minat PerasaannyaDaftar Pekerjaan untuk INFP yang Paling Cocok Sesuai Kepribadiannya
Pada awal pekan telah ada 6500 sampaai 13000 dokter di rumah sakit di Korea Selatan yang telah berhenti atau resign.
Kejadian tersebut berdampak pada penundaan yang signifikan terhadap prosedure bedan dan pengobatan lainnya yang ada pada rumah sakit tersebut.
Wakil Menteri Kesehatan Park Min Soo mengatakan bahwa pasien tetap akan mendapatkan pelayanan yang layak dan baik di tengah aksi protes besar-besaran ini.
“Kami akan melakukan yang terbaik untuk mencegah pasien sakit parah tak menerima perawatan” Ujar Park
Aksi ini muncul setelah pemerintah Korea Selatan meningkatkan jumlah penerimaan di sekolah kedokteran sebesar 2000 pelajar di tahun ajaran 2025 mendatang.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengatakan bahwa hal ini dibuat karena untuk mempersiapkan perawatan bagi populasi negara yang tengah mengalami penuaan dini.
Salah satunya dengan rasio dokter per penduduk terendah di antara negara-negara maju.
Baca Juga:Deretan Hobi Kepribadian INFP yang paling Cocok DilakukanTernyata 5 Penyanyi Estetik Miliki Kepribadian INFP dari Tanah Air Lho
Populasi Korea Selatan yang berjumlah 52 juta jiwa memiliki hanya 2,6 dokter per 1000 orang jauh dibawah rata-rata pada 3,7 negara maju lainnya.
Para dokter di Korea Selatan menolak kebijakan pemerintahan tersebut karena beranggapan kenijakan populis jelang pemilihan legistalitif pada April.
“Mereka mengatakan perubahan ini akan meningkatkan jumlah pengunjung yang datang ke rumah sakit dan berdampak negatif pada sistem asuransi kesehatan,” demikian menurut para dokter yang resign massal.
Akan tetapi dari hal ini ada beberapa kelompok yang pro pada pemerintah akrena menuding para dokter yang resign massal tersebut khawatir reformasi tersebut bisa mengikis gaji dan statis sosial mereka di masyarakat.