Sementara untuk antisipasi jangka panjang, Bey menyebut akan dibangun Bendung Cariang di kawasan Ujungjaya Sumedang, yang akan membendung Sungai Cipelang.
Bendung Cariang sebelumnya telah ada sejak tahun 1911 namun rusak selama kurang lebih dua tahun ke belakang akibat Sungai Cipelang yang dibendungnya kerap meluap dan mengakibatkan tanggul jebol.
“Ini kan sama dengan yang di Sumedang jadi akan dibangun Bendung Cariang, tapi ada proses jadi mungkin baru akan beres 2027. Sekarang sedang desain pada proses pembangunan, ada lelang segala macam, 2027 baru beres,” katanya.
Baca Juga:Viral Warga Terpaksa Tandu Jenazah 4 Kilometer Akibat Jalan Rusak dan Berlumpur di Cianjur Oknum ASN Terjaring OTT Dugaan Politik Uang, Ini Penjelasan Lengkap Bawaslu Cianjur
Sementara itu, dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Majalengka, total sebanyak 2.145 bangunan terendam, terdiri dari 2.131 unit rumah, tujuh unit sekolah, dan tujuh tempat badah.
Tak cuma itu, seluas 715 hektare sawah ikut terendam, satu akses jalan terendam, dan 12 titik tanggul jebol. Banjir juga berdampak pada 6.841 jiwa, dari 2.723 KK.
Sementara prakiraan kerusakan dan kerugian yakni kerugian diprediksi sebesar Rp4 miliar dan kerusakan Rp1,7 miliar.
“Untuk rumah -rumah sudah surut, untuk sawah juga akan ada bantuan benih dari Pemkab Majalengka,” kata Bey.
Sejalan itu, pendataan kerusakan masih terus diupayakan. Untuk itu, BPBD Majalengka melakukan assesment dan penanganan darurat di lokasi bencana, dan juga dilakukan pembersihan saluran air yang tersumbat sampah, hingga monitoring debit air di titik tanggul.
Selain banjir, terdapat pula bencana alam lainnya di Majalengka, yakni tanah longsor di Desa Sukamanah, Kecamatan Banjaran. Ini pun tidak luput dari perhatian Pemdaprov Jabar.(jabarprov.go.id)