“Dan juga punya rasa penasaran kenapa tidak bisa menilai, di satu sisi seperti itu. Di sisi lain, karena memang mungkin seperti yang kita tahu ini awalnya dari medsos, sementara di medos itu namanya juga dunia Maya segala sesuatu bisa dimanipulasi, segala sesuatu belum tentu sesuai dan sebenarnya dengan apa yang ada di dunia nyata,” ungkap Rustam.
Rustam juga berharap kepada masyarakat terutama dalam hal ini anak-anak muda pengguna medsos tertinggi, terutama di Kabupaten Cianjur agar lebih berhati-hati apalagi jika memang diniatkan untuk mencari jodoh. Agar menghindari media sosial dalam sarana mencari pendamping hidup.
“Karena apa yang disajikan di media sosial itu belum betul-betul sesuai atau nyata dengan kehidupan yang sebenar-benarnya. Apapun bisa dimanipulasi di sana,” tutur Rustam.
Baca Juga:Dua WNA Nigeria Tanpa Dokumen Sah Diamankan Kantor Imigrasi CianjurPengantin Sesama Jenis di Cianjur Sempat Jalani ‘LDR’ Selama Dua Tahun
Rustam mengungkapkan, pihaknya akan berkoordinasi dan mengkaji juga karena ini menjadi sebuah hal yang memang harus benar-benar diperhatikan. Apalagi terjadi dan langsung berhubungan dengan masyarakat.
“Meskipun memang Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cianjur ini bersifat vertikal. Tapi memang tidak ada salahnya agar bagaimana caranya ke depan KUA KUA lebih aktif mensosialisasikan peran penting dan misi pernikahan yang lebih sakral dan mulia,” katanya.
Sehingga, lanjut dia, di satu sisi urusan administrasinya bisa betul-betul diselesaikan. Di sisi lain juga pihaknya selama ini selalu berkoordinasi dengan kantor Kemenag dan juga Pengadilan Agama, menyangkut pencegahan pencegahan, si satu sisi Kementrian Agama melalui KUA menikahkan.
“Di sisi lain Pengadilan Agama memproses banyak sekali yang terjadi kasus-kasus perceraian yang terjadi di masyarakat Kabupaten Cianjur,” pungkasnya. (dik)