Kemudian, lanjut dia, ada beberapa langkah sebagai pondasi pondasinya menuju RS internasional ini. Pertama pembiayaan, pihaknya sebisa mungkin tidak berharap terlalu banyak ke APBD. Sehingga peluang-peluang dari pemerintah pusat seperti DAK, Banprov, atau pinjaman luar negeri yang sekarang menjadi fokus Kemenkes.
“Dan pembiayaan itu ada beberapa skema, pertama akan mencoba membuat satu skema pembiayaan kerjasama pemerintah dan badan usaha (KPBU). Lalu untuk sikeren, kami mendapatkan secara langsung pinjamannya dari luar negeri, alatnya yaitu Ct scan 64 slice,” katanya.
“Selanjutnya tranformasi SDM, karena tidak mungkin alatnya hebat, rumah sakitnya internasional kalau SDM nya tidak ada. Jadi kami sudah mempunyai rumah sakit pengampu tingkat nasional,” pungkasnya.(dik/sri)