CIANJUREKSPRES – Keterbatasan biaya juga karena rumahnya yang hancur akibat gempa setahun lalu, membuatnya Yani Suryani (24) warga Kampung Paweunang RT 01/RW 05, Desa Wangunjaya, Kecamatan Cugenang melahirkan seorang putri di rumah pengungsian pada Selasa (7/11).
Yani melahirkan anak perempuan yang diberi nama Syakila Humaira. Kata dia, putrinya tersebut menjadi kebahagian ditengah kesusahan yang dialami. “Alhamdulillah persalinannya lancar,” kata Yani.
Dani Rumdani (30) suami Yani mengatakan, dia terpaksa memanggil dukun beranak ke rumah pengungsian karena tak ada biaya untuk melakukan persalinan. “Tidak ada uang, jadi tidak ada pilihan lain. Rumah saya masih rata dengan tanah, jadi istri saya melahirkan di sini,” kata Dani saat ditemui Cianjir Ekspres pada Kamis (9/11).
Baca Juga:Cacar Monyet atau MPOX Virus Tua yang Serang Kaum GayPLTS Terapung Cirata 192 MWp Terbesar di Asia Tenggara di Resmikan Presiden Jokowi
Kata dia, sebelum pindah ke pengungsian, dia dan istrinya yang sedang hamil besar tinggal di tenda bantuan dari Gusdurian yang dibuat sedemikian rupa, agar menyatu dengan rumah kakak dari Yuni.
Namun, karena kondisi kehamilan istrinya semakin tua, keduanya terpaksa mengungsi ke rumah kakaknya tersebut. Pasalnya, selain panas pada siang hari, saat hujan keduanya kebasahan karena terpal yang berlubang-lubang.
Kata Dani, keluarganya masih menerima bantuan seperti sembako dan kebutuhan sehari-hari. Namun untuk urusan perbaikan rumah, Dani masih bertanya-tanya. Sejak rumahnya hancur karena gempa, belum ada tanda-tanda dirinya akan menerima bantuan stimulan perbaikan rumah akibat bencana.
“Rumah saya masih rata dengan tanah. Saya tunggu-tunggu juga tidak ada kabar. Kasihan anak dan istri saya, kalau siang suka kepanasan,” kata Dani.
Dia berharap dengan lahirnya buah hati, kehidupannya dan istri bisa menjadi lebih baik. “Anak adalah rejeki. Mudah-mudahan semuanya akan membaik,” kata dia.