CIANJUREKSPRES- Tidak hanya digunakan untuk diminum, sekarang banyak orang memanfaatkan air isi ulang untuk berbagai aktivitas. Namun dibalik itu ada bahaya galon isi ulang BPA yang tengah menjadi perbincangan.
Sebagaimana diketahui saat ini isi ulang air semakin mudah karena mudah dan ekonomis sehingga banyak pengusaha membuka depot air isi ulang.
Harganya pun bervariasi, mulai dari yang sangat terjangkau hingga yang mendekati bahkan melebihi produsen terkenal. Sebagian besar orang cenderung memilih yang paling ekonomis, terutama untuk digunakan dalam aktivitas sehari-hari.
Baca Juga:Belum Sebulan Tutup TikTok Shop Comeback November, Cek Faktanya!Indonesia vs Brunei Siap Tempur 12 Oktober 2023, Cek Jadwalnya!
Namun, perlu diperhatikan bahwa meskipun banyak depot isi ulang air mengklaim bahwa air yang mereka jual telah disterilisasi dan menggunakan teknologi penyaring terkini, ini tidak selalu menjamin bahwa air tersebut bebas dari bakteri.
Bahaya Galon Isi Ulang
Terdapat beberapa bahaya yang mengintai dari air minum galon isi ulang di antaranya yaitu:
Lokasi depot air minum sering kali terletak di pinggir jalan, yang tentunya meningkatkan risiko terpapar polusi, debu, serta berbagai bakteri dan kuman dengan mudah.
Di samping itu, sumber air yang digunakan oleh depot-depot ini tidak selalu terjamin berasal dari air kemasan bermerek atau dari pabrik yang terpercaya dalam menjaga kebersihan dan sterilisasi air tersebut.
Lebih lanjut, menurut Layanan Penyuluhan di negara bagian Amerika North Carolina, terdapat empat jenis zat kontaminan yang dapat mencemari air minum.
Ini termasuk bakteri seperti salmonella yang dapat menyebabkan diare dan disentri, pestisida, senyawa anorganik seperti arsenik dan timbal, serta unsur radioaktif seperti radon. Keberadaan kontaminan-kontaminan ini dapat berdampak pada masalah kesehatan, seperti gangguan pencernaan, masalah reproduksi, dan kelainan neurologis.
Masalah ini menjadi lebih serius jika air tercemar dikonsumsi oleh bayi, anak kecil, wanita hamil, orang tua, atau individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Kelompok-kelompok ini memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami penyakit setelah mengonsumsi air yang terkontaminasi.