CIANJUREKSPRES – Pengumuman pemecatan Politikus Budiman Sudjatmiko dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) telah mengguncang dunia politik Tanah Air. Pemecatan ini tampaknya merupakan hasil dari keterlibatannya dalam suatu peristiwa yang melibatkan bakal calon presiden (capres) Prabowo Subianto.
Pada tanggal 18 Agustus 2023, Budiman dengan tegas menyatakan dukungannya terhadap Prabowo sebagai capres dalam pemilihan presiden 2024. Namun, dukungan ini bertabrakan dengan keputusan partainya sendiri yang telah mendeklarasikan niatnya untuk mencalonkan Ganjar Pranowo sebagai capres.
BACA JUGA : PDI Perjuangan Resmi Mencopot Budiman Sudjatmiko Akibat Dukung Prabowo Subianto
Baca Juga:PDI Perjuangan Resmi Mencopot Budiman Sudjatmiko Akibat Dukung Prabowo SubiantoPotret Balik Jeruji: Ferdy Sambo Cs yang Akan Dieksekusi Ke Kamar Mapenaling
Profil Budiman Sudjatmiko
Budiman Sudjatmiko adalah nama yang tak asing di dunia aktivisme. Ia muncul pertama kali sebagai seorang aktivis jalanan yang mendukung gerakan reformasi pada akhir pemerintahan Presiden Soeharto. Lahir pada 10 Maret 1970 di Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Budiman tumbuh dalam lingkungan keluarga yang menerapkan nilai-nilai keagamaan, nasionalisme, dan kepedulian. Pengalaman-pengalamannya di Cilacap, Bogor, dan Yogyakarta membentuk pandangannya tentang realitas sosial.
Budiman tidak hanya terbatas pada kegiatan jalanan. Dia aktif dalam berbagai diskusi dan organisasi sejak SMP. Pada masa kuliahnya di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM), dia terlibat dalam gerakan mahasiswa yang memberontak.
“Saya terlibat dalam gerakan mahasiswa saat berkuliah di Fakultas Ekonomi UGM,” paparnya.
Karir Politik
Pada tahun 1996, Budiman mendeklarasikan Partai Rakyat Demokratik (PRD), sebuah langkah yang mengundang penindasan dari pemerintah Orde Baru. Dia dituduh terlibat dalam insiden peristiwa 27 Juli 1996 yang dikenal sebagai Sabtu Kelabu – penyerbuan kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia di Jalan Diponegoro, Jakarta. Meskipun dihukum pidana 13 tahun, perubahan politik yang terjadi di Indonesia membuat Budiman mendapatkan amnesti pada 1999.
Pada tahun 2004, Budiman bergabung dengan PDIP dan mendirikan Relawan Perjuangan Demokrasi (REPDEM), sayap organisasi partai. Selama periode 2009 hingga 2019, dia menjabat sebagai anggota DPR RI dari PDIP untuk Dapil Jawa Tengah VIII, mewakili Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Cilacap. Perjalanan politiknya membawanya ke komisi II yang mengurus pemerintahan dalam negeri, otonomi daerah, aparatur negara, dan agraria.
Bagi Budiman, perjuangan politik tak hanya berjalan di jalanan. Ia menyatakan bahwa menyejahterakan masyarakat Indonesia dimulai dari desa, karena mayoritas penduduk tinggal di sana. Dalam perjalanannya sebagai politikus, dia menemukan keseimbangan antara visi idealis dan realitas politik yang kompleks.