Mengenal Harimau Benggala, Satwa Langka yang Dipelihara Alshad Ahmad

Mengenal Harimau Benggala Satwa Peliharaan Alshad Ahmad
Mengenal Harimau Benggala Satwa Peliharaan Alshad Ahmad
0 Komentar

CIANJUREKSPRES- Harimau Benggala menjadi perhatian usai kabar kematian Cenora peliharaan Alshad Ahmad mencuat di media sosial. Rupanya satwa langka ini termasuk dalam golongan yang terancam punah.

Jenis Harimau yang dipelihara Alshad Ahmad ini memang bukan satwa endemik Indonesia. Benggala berasal dari padang rumput dan hutan Bangladesh, India, Nepal, dan sekitarnya.

Meski sekilas tampak tak jauh berbeda dengan lainnya, Harimau Benggala menjadi spesies kucing terbesar kedua di dunia setelah Harimau Siberia. Ciri khas utamanya adalah bulu yang berwarna oranye terang dengan motif garis-garis hitam atau cokelat tua.

Baca Juga:7 Anak Harimau Mati ‘Di Tangan’ Alshad Ahmad, Netizen Murka!Catat! 6 Rekomendasi Skincare Murah dan Aman dari Brand Lokal Indonesia

Fakta Harimau Benggala Satwa Langka Peliharaan Alshad Ahmad

Berikut beberapa fakta mengenai Harimau Benggala sebagai salah satu hewan yang terancam punah:

1.Gemar Berenang

Tak seperti spesies kucing lainnya, Benggala sangat menyukai air dan merupakan perenang andal. Mereka akan berendam ketika cuaca panas, terkadang hal ini juga akan menguntungkan mereka saat mengejar mangsa di air.

2. Habibat di Padang Rumput

Sebagai salah satu hewan yang senang berburu, Harimau Benggala memiliki habitat di padang rumput, hutan subtropis dan tropis, hutan belukar, hutan gugur basah dan kering, dan hutan bakau.

Termasuk dalam jenis satwa liar, sebenarnya satwa ini lebih nyaman tinggal di alam yang bebas dan bukan lingkungan pemukiman.

3. Betaring Besar dan Cakar yang Kuat

Selanjutnya, satwa ini memiliki gigi taring terbesar dari semua keluarga kucing. Panjang taringnya bisa mencapai 10 cm. Cakar yang kuat juga memungkinkan mereka memanjat pohon untuk mencari mangsa.

4. Terancam Punah

Berdasarkan Redlist IUCN, satwa ini tergolong dalam hewan yang terancam punah. Diperkirakan jumlah satwa ini di alam liar kurang dari 3000 populasi dan terus mengalami penurunan.

Faktor yang menyebabkan kepunahannya antara lain perdagangan satwa illegal, perburuan, kerusakan habitat dan perubahan iklim.

0 Komentar