CIANJUR,CIANJUREKSPRES – Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Cianjur, mengungkapkan masih kekurangan jumlah Petugas Operasi dan Pemeliharaan (OP) jaringan irigasi. Pasalnya dari 161 jaringan irigasi, jumlah Petugas OP di bawah 100 orang.
“Jumlahnya dari 161 jaringan irigasi idealnya satu irigasi satu orang, kita tidak mencapai, pokoknya di bawah 100 Petugas OP itu,” ujar Kepala Dinas PUTR Kabupaten Cianjur, Eri Rihandiar melalui sambungan telepon kepada Cianjur Ekspres, Minggu (8/7).
Sebagai solusinya, Dinas PUTR Kabupaten Cianjur mengoptimalkan peran serta Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A). “Dua sampai tiga irigasi ditangani sendiri kurang optimal tentunya, tapi dengan bantuan P3A mudah-mudahan menjadi optimal,” ucap Eri.
Baca Juga:Dinsos Cianjur Salurkan BLT Bagi Penyandang Disabilitas dan JompoPertemuan Bilateral Penting pada Sidang WIPO Membuahkan Hasil
Berdasarkan data Dinas PUTR Kabupaten Cianjur, jaringan irigasi yang merupakan kewenangan Kabupaten berjumlah 161 jaringan irigasi yang bertanggungjawab melakukan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi yang luasnya kurang dari 1.000 hektare dalam satu daerah kabupaten. Lalu terdapat 700 jaringan irigasi yang dibawah kewenangan desa.
Sedangkan kewenangan pemerintah provinsi ada 7 jaringan irigasi dengan daerah irigasinya 1.000-3.000 hektare. Sementara kewenangan pusat ada 1 jaringan irigasi yang menangani daerah irigasi lebih dari 3.000 hektare.
“Kondisi 161 jaringan irigasi relatif bisa mengairi sesuai dengan keinginan, cuma kita coba tingkatkan agar pola tanam bisa sampai tiga kali yang pada umumnya tiga kali masa tanam dalam satu tahun. Target realisasinya 77 persen tercapai untuk sawah terairi kewenangan kabupaten,” kata Eri.
Dia menjelaskan, setiap jaringan irigasi bervariasi mengairi luas areal pertanian, ada yang 300 hektare, 500 hektare dan 900 hektare. Eri pun memastikan debit air jaringan irigasi lancar, meskipun proyeksi BMKG musim kemarau tapi tetap masih ada hujan di Cianjur.
“Secara umum di dunia ada kejadian fenomena krisis air dan di Indonesia sudah mulai Jawa Timur, Kupang NTT sudah mulai kering. Cianjur atau Jawa Barat belum terlalu ekstrem tingkat kekeringannya, alhamdulillah masih tetap ada hujan meskipun diprediksi BMKG September dan sebagainya puncak musim kering. Itu yang perlu kita antisipasi,” kata Eri.