Rekomendasi Novel yang Bikin Nangis Seharian

Novel
illustrasi : Freepik
0 Komentar

2. Hujan

Novel ini menceritakan tentang seorang gadis bernama Lail. Ia kehilangan ibu dan rumahnya saat hujan, ia juga mengalami kenangan-kenangan menyakitkan saat hujan. Namun, ia juga memiliki banyak harapan saat hujan. Dalam perjalanannya, banyak kenangan indah terjadi saat hujan.

Cerita ini menggunakan latar di tahun 2041-20150 yang berarti menceritakan kecanggihan teknologi di masa depan, dan peran manusia akan tergantikan dengan teknologi dan ilmu pengetahuan. Manusia juga semakin dimanja dengan berbagai teknologi yang sudah ada, seperti tidak perlu repot memasak, menjahit, dan beberapa aktivitas lainnya.

Konflik dari cerita ini saat Lail akan memodifikasi ingatannya di pusat terapi saraf dan ia ingin melupakan tentang hujan, kemudian Lail menceritakan tentang kehidupannya dari terjadinya bencana alam sampai tiba di pusat terapi syaraf.

Baca Juga:Anak ‘Garuda’ di Gunung Gede Lahir saat Hari Kesaktian PancasilaCatat! Cara Screenshot HP Infinix

Kutipan dari Tere Liye “Kita boleh kehilangan apa pun tetapi tidak boleh kehilangan harapan.”

3. Eccedentesiast

Kisah ini menceritakan tentang Aily yang tuna netra dan Canva yang tidak pernah bahagia. Tentang Canva Narendra, salah satu anggota Diamond Gang yang memiliki sebuah luka dalam. Cita-citanya hanya satu, bertemu dengan kedua orang tuanya.

Untuk itu, ia belajar dengan giat demi mencapai nilai yang tinggi dan mewujudkan cita-citanya, ditemani oleh anggota Diamond Gang dan juga seseorang yang ia cintai, Aily. Namun, kehadiran Zayyan Abrisam, musuh di masa lalu Canva yang memang cerdas dan selalu mendapatkan peringkat satu membuat hari-hari Canva semakin kacau. Rasa ambisi untuk menang dan mendapatkan juara satu menyebabkan Canva melupakan kesehatannya.

4. Tulisan Sastra

Bagi sastra, rumah adalah segalanya, disokong oleh tiang-tiang kokoh orang-orang yang berada di dalamnya. Di rumah sederhana yang Bapak dan mamanya bangun ia dan saudara-saudaranya tumbuh, belajar banyak hal, menangis, tertawa, sedih, bahagia dan membuat banyak kenangan bersama. Dari sanalah ia belajar menjadi pecandu cinta yang bijaksana.

Tidak hanya mencintai keluarganya, sastra juga begitu mencintai musik dan Sahara. Menggelar pertunjukan solo sebagai pianis, disaksikan keluarga dan sahara pernah jadi salah satu impian terbesarnya.

0 Komentar