“Karena memenangkan pertarungan di tingkatan DPRD itu sebetulnya mudah, mereka tidak perlu melihat lawan politik yang berbeda partai, mereka cukup fokus pada partai mereka masing-masing,” paparnya.
“Kenapa? karena untuk urusan rivalitas antar partai, itu tentu sudah menjadi tanggungjawab dari struktur partai. Tetapi bagi calon legislatif ya mereka jangan sampai bekerja sama atau bekerja mirip dengan struktur partai,” kata Dedi menambahkan.
Dia mencontohkan, tidak semua kandidat itu pasti bisa dibantu oleh struktural partai karena struktural partai pasti akan membantu tokoh-tokoh yang memang diprioritskan dan biasanya ditempatkan di nomor satu atau dua.
Baca Juga:KPU Cianjur Pastikan 18 Parpol Peserta Pemilu Sudah Ajukan Bacaleg, Total ada 786 BacalegAlun-alun Cianjur Ditutup Sementara untuk Perbaikan, Bupati Herman Suherman: Mohon Bersabar
“Nah orang-orang yang berada di nomor tiga sampai ke bawah, mereka sebisa mungkin harus membawa simpul-simpulnya sendiri dan terpenting adalah jangan sampai mereka terkecoh untuk berhadapan secara langsung dengan tokoh-tokoh dari luar partainya sendiri. Kira-kira ini dari sisi strategisnya,” tegas Dedi.
Terkait sistem pemilu proporsional terbuka atau tertutup yang masih menunggu putusan Mahkamah Konstitusi (MK), menurut Dedi, negara bertanggungjawab memastikan sistem pemilihan umum itu sebelum masa pendaftaran bacaleg.
“Ketika tahapan pendaftaran bakal calon legislatif itu sudah selesai, setiap tokoh sudah mendaftarkan diri, lalu kemudian negara melalui Mahkamah Konstitusi tiba-tiba mengubah dengan sistem proporsional tertutup hanya memilih partai politik, maka ini akan terjadi kekacauan,” tutur Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) tersebut.
Salah satunya, jelas Dedi, ketika terjadi pengunduran besar-besaran oleh bakal calon legislatif, maka ini akan menjadi masalah. Partai-partai yang tidak populer atau yang baru, besar kemungkinan tidak akan bisa mendapatkan tempat. Sedangkan sejumlah partai-partai besar akan tetap berkuasa karena dengan dalil sudah memiliki basis suara yang tetap.
“Jadi saya kira, para kandidat pun pasti berjaga-jaga hari ini, mereka tidak akan secara penuh melakukan promosi-promosi politik sepanjang wacana perubahan sistem itu masih bergulir,” tandasnya.(dik/hyt)