CIANJUREKSPRES – PSIS Semarang VS Persis Solo Suporter Ricuh Dengan Polisi.
Mengingat tragedi Kanjuruhan yang belum genap menginjak satu tahun, lagi lagi kabar sedih dari laga sepak bola Indonesia. PSIS Semarang VS Persis Solo Suporter Ricuh Dengan Polisi terjadi pada (17/2/2023) Kericuhan itu terjadi antara polisi dan para suporter di luar stadion.
Laga yang digelar di Jatidiri Semarang sempat terhenti pada menit-menit ke 73, terhentinya laga ini akibat kericuhan yang berada diluar stadion. Dilansir dari postingan idntimes, pada pukul 15.40 WIB para suporter mencoba menerobos masuk ke dalam stadion, ditengah guyuran hujan dan mereka menanyakan kepada para polisi mengapa tidak diperbolehkan masuk ke dalam stadion.
Situasi mulai parah, Para Suporter melempari batu ke arah polisi, tak mau kalah para polisi juga langsung melepaskan tembakan gas air mata ke arah suporter. Kerumunan masa sempat bubar karena peringatan dari tembakan gas air mata.
Baca Juga:100 Game Offline TerbaikDownload Naruto Shippuden Ultimate Ninja Impact
Tak lama kemudian, Para suporter kembali berkumpul dan berhadapan dengan aparat kepolisian yang membawa temeng. Sementara kericuhan yang berada diluar stadion, laga masih berlanjut dan digelar tanpa penonton di stadion.
Dilansir melalui awak media lain, bahwa para penonton sangat merasa kecewa sebab pada laga tanpa penonton panitia tidak menyiapkan kayar lebar untuk aktifitas nobar para suporter yang ingin menyemangati clubnya.
Akibat jika terkena gas air mata
Terkena gas air mata dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, tenggorokan, dan kulit. Beberapa gejala yang mungkin terjadi setelah terkena gas air mata antara lain:
- Mata merah, berair, dan gatal
- Batuk dan sesak napas
- Sensasi terbakar di hidung, mulut, dan tenggorokan
- Mual dan muntah
- Kehilangan keseimbangan dan kesadaran
Jika terkena dosis yang tinggi atau terpapar dalam waktu yang lama, gas air mata dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan mata, saluran pernapasan, dan kulit. Pada beberapa kasus, penggunaan gas air mata juga dapat memicu serangan asma dan memperburuk kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya, seperti penyakit jantung dan paru-paru.