CIANJUREKSPRES – Apa Itu Gas Air Mata?
Gas air mata adalah senyawa kimia yang digunakan sebagai senjata non-mematikan untuk mengontrol kerumunan atau situasi yang berpotensi mengancam keamanan dengan membuat orang yang terkena gas ini merasa kesakitan dan mengalami iritasi pada mata, hidung, tenggorokan, dan kulit. Senyawa yang paling umum digunakan sebagai gas air mata adalah kloroasetofenon (CN) dan klorobenziliden malononitril (CS). Apa Itu Gas Air Mata? digunakan oleh pasukan keamanan, polisi, dan militer dalam situasi seperti penanganan kerusuhan, pemogokan, dan protes publik. Meskipun tidak mematikan, penggunaan Cairan ini dapat menyebabkan cedera fisik dan dampak psikologis yang serius pada orang yang terkena dampaknya.
Terkena gas air mata dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, tenggorokan, dan kulit. Beberapa gejala yang mungkin terjadi setelah terkena Cairan ini antara lain:
- Mata merah, berair, dan gatal
- Batuk dan sesak napas
- Sensasi terbakar di hidung, mulut, dan tenggorokan
- Mual dan muntah
- Kehilangan keseimbangan dan kesadaran
Jika terkena dosis yang tinggi atau terpapar dalam waktu yang lama, hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan mata, saluran pernapasan, dan kulit. Pada beberapa kasus, penggunaan zat ini juga dapat memicu serangan asma dan memperburuk kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya, seperti penyakit jantung dan paru-paru.
Baca Juga:PSIS Semarang VS Persis Solo Suporter Ricuh Dengan Polisi100 Game Offline Terbaik
Untuk mengurangi efek terkena cairan ini, orang yang terkena sebaiknya segera meninggalkan area yang terpapar dan mencuci wajah dan tubuh dengan sabun dan air yang bersih. Jika gejala terus berlanjut, segera mencari perawatan medis.
Adapun fungsinya sebagai senjata non-mematikan dalam penanganan kerusuhan atau situasi yang berpotensi mengancam keamanan. Penggunaannya oleh pasukan keamanan, polisi, atau militer bertujuan untuk mengendalikan kerumunan atau massa yang tidak terkendali.
Gas air mata dapat membuat orang yang terkena gas ini merasa tidak nyaman, kesakitan, dan mengalami iritasi pada mata, hidung, tenggorokan, dan kulit, sehingga dapat membantu mengurangi keinginan untuk terus bertindak atau memprotes. Hal ini membantu pasukan keamanan untuk mengambil kontrol atas situasi yang terjadi.