Jepang memasukkan tujuh produk lokal, sedangkan sisanya adalah pemain-pemain yang bermain di Eropa, termasuk pemain Arsenal Takehiro Tomiyasu, kapten Maya Yoshida yang bermain untuk Schalke di Jerman, Takefuso Kubo yang kini membela Real Sociedad, dan Takumi Minamino yang mantan pemain Liverpool dan kini andalan AS Monaco di Prancis,
Namun lebih dari separuh skuad Korea Selatan adalah pemain-pemain klub lokal, Hanya delapan pemain yang bermain di Eropa, termasuk kapten Son Heung-min yang andalan Tottenham Hotspur dan pemain Wolverhampton Wanderers Hwang Hee-chan di Inggris, serta pemain Olympiacos Hwang Ui-jo yang menjadi pencetak gol terbanyak kedua di bawah Son Heung-min.
Itu sudah sedikit jaminan bahwa tim-tim Asia bisa saja berbuat lebih, apalagi seperti pada Piala Dunia 2002, mereka kini bertanding di benua mereka sendiri, siapa tahu ini memberikan energi lebih kepada mereka untuk mencapai level lebih tinggi dari sebelumnya mereka rengkuh.
Sudah meningkat
Baca Juga:Piala AFF 2022: Timnas Indonesia Hadapi Brunei Darussalam di Stadion Kuala Lumpur MalaysiaJelang Hadapi Slovakia, Timnas U-20 Indonesia Kedatangan Dua Pemain Belanda
Kalaupun diremehkan, malah hal itu dijadikan motivasi oleh pemain-pemain Asia untuk membuktikan bahwa mereka bukan pelengkap dalam Piala Dunia, bahwa mereka adalah utusan-utusan terpilih dari negara dan benuanya untuk menunjukkan iklim sepak bola mereka juga tak kalah dari area-area mapan sepak bola, seperti Eropa dan Amerika Selatan.
“Pada Piala Dunia 2014 pencapaian (tim-tim Asia) relatif bagus,” kata pemain timnas Iran yang juga gelandang Feyenord, Alireza Jahanbakhsh, kepada ESPN.
Pada 2018, Iran nyaris lolos ke 16 besar, dan begitu juga Korea Selatan yang saat itu dilatih Shin Tae-yong yang kini melatih Indonesia, membuat kejutan menaklukkan Jerman dalam fase grup.
Jahanbakhsh yakin, “level Asia sudah sangat meningkat, khususnya karena semakin banyak pemain Asia yang bermain di Eropa. Saya yakin kali ini tim-tim Asia akan lolos ke babak kedua.”
Omongan Jahanbakhsh bukan bualan karena seandainya pertandingan pemanasan Piala Dunia 2022 menjadi patokan, maka tim-tim Asia sudah memberikan sinyal bahwa mereka siap berbuat jauh.
Belum lama ini dalam laga persahabatan September silam, Iran menggulingkan juara dunia dua kali Uruguay dengan 1-0, dan kemudian menahan seri 1-1 juara Piala Afrika, Senegal.