Hari Angklung Sedunia, Google Tampilkan Doodle Khusus

Hari Angklung Sedunia, Google Tampilkan Doodle Khusus
Google Doodle hari ini.
0 Komentar

Cianjurekspres.net – Tema angklung pada Google Doodle hari ini dimaksudkan sebagai peringatan hari angklung sedunia. Angklung merupakan alat musik multitonal (bernada ganda) yang berkembang dari masyarakat Sunda.

Google Doodle sendiri adalah logo atau tampilan yang diberikan Google pada laman pencarian untuk mengenang tokoh penting, perayaan hari libur tertentu, serta hari-hari besar seperti sekarang ini.

Alat musik yang terbuat dari bambu tersebut terdaftar sebagai karya agung warisan budaya lisan dan nonbendawi manusia dari UNESCO sejak November 2010. Sebagaimana diketahui, angklung menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil.

Baca Juga:Polandia Dihantam Rudal, Rapat Darurat Dilaksanakan di Nusa DuaSekda Jabar: Kader PKK Punya Peran Penting Tingkatkan Literasi Digital

Angklung memiliki beberapa jenis, antara lain Angklung Kanekes, Angklung Dogdog Lojor, Angklung Gubrag, dan Angklung Padaeng. Bentuk angklung terdiri dari dua atau lebih batang bambu dalam berbagai ukuran sesuai dengan kebutuhan tinggi rendahnya nada yang dibentuk menyerupai alat musik calung.

Dua tokoh yang berperan dalam perkembangan Angklung di Jawa Barat adalah Daeng Soetigna sebagai bapak Angklung Diatonis Kromatis dan Udjo Ngalagena yang mengembangkan teknik permainan berdasarkan laras-laras pelog dan salendro.

Angklung telah ada sebelum era Hindu. Menurut Jaap Kunst dalam bukunya Music in Java, selain di Jawa Barat, Angklung juga bisa ditemui di daerah Sumatera Selatan dan Kalimantan. Di luar itu, masyarakat Lampung, Jawa Timur dan Jawa Tengah juga mengenal alat musik tersebut.

Sementara di lingkungan Kerajaan Sunda (abad ke 12–16), angklung dimainkan sebagai bentuk pemujaan terhadap Nyai Sri Pohaci sebagai lambang Dewi Sri (dewi padi/dewi kesuburan), Selain itu, konon Angklung juga merupakan alat musik yang dimainkan sebagai pemacu semangat dalam peperangan, sebagaimana yang diceritakan dalam Kidung Sunda.

0 Komentar